Warga Manado saat Dilanda Kepanikan Hebat karena Kabar Tsunami
Pasien Mendadak Sehat, Undangan Tinggalkan Kawinan
Minggu, 13 Maret 2011 – 08:08 WIB
"Bahkan, ada yang pulang paksa meski kondisi sebenarnya tidak izinkan untuk pulang," ujar Marzuki, mahasiswa Kedokteran Unsrat yang magang di RS itu. Di antara pasien yang baru meninggal juga dilaporkan ditinggal "lari" oleh keluarganya begitu saja. "Suasana berduka kalah dengan panik," katanya.
Sementara itu, beberapa tempat seperti Teling, Bumi Beringin, Kampus, Winangun, dan lokasi di ketinggian lain dipilih warga untuk mengungsi. Warga juga memadati kantor-kantor pemerintah. Banyak di antara mereka menangis sambil membawa tas berisi barang seadanya. Pantauan koran ini, ada yang duduk-duduk di sepanjang trotoar Jalan 17 Agustus sambil memeluk tas berisi pakaian.
Beberapa perempuan muda terlihat menyuapi anaknya. Di Masjid Kartini Bumi Beringin, ratusan warga dengan berbagai perlengkapan memenuhi masjid yang menjadi salah satu lokasi tempat evakuasi dalam latihan tsunami sebelum WOC 2009 lalu. Saking paniknya warga, sebuah acara kawinan yang digelar di Manado Convention Center, yang berlokasi di pinggir laut, juga ditinggal lari oleh hampir semua undangannya.
Secara terpisah, tak lama puncak kepanikan warga terjadi di Manado, sekitar pukul 21.00 WIT gelombang tsunami menerjang wilayah perairan Papua Utara. Tsunami dilaporkan merusak puluhan rumah dan jembatan di Kampung Tobati, Teluk Youtefa, Provinsi Papua.
Saat kepanikan warga Manado, Sulut, memuncak Jumat sore lalu (11/3), tsunami kiriman Jepang malah menerjang Papua malam itu. Selain merusak puluhan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408