Warga Menolak Penutupan Stasiun Karet: Jangan Mempersulit

Warga Menolak Penutupan Stasiun Karet: Jangan Mempersulit
Ilustrasi - Kereta Rel Listrik (KRL) melintas di kawasan Tanah Abang, Jakarta, Rabu (8/5/2024). Foto: ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/rwa

“Stasiun ini mungkin angkanya tidak besar, tapi bagi kami yang bergantung, keputusannya sangat berat,” tegasnya.

Tidak hanya kepada pengguna kereta, rencana ini juga berdampak pada para pedagang kecil yang mencari nafkah di sekitar stasiun.

Area yang biasanya ditempati sejumlah pedagang di area pintu masuk stasiun pun tampak lengang. Sementara itu, aktivitas ojek pangkalan di sekitar stasiun pun tampak lebih sepi.

Rencana penutupan Stasiun Karet disampaikan Menteri BUMN Erick Thohir sebagai upaya untuk mengoptimalkan kinerja kereta bandara.

Adapun menurut VP Corporate Secretary KAI Commuter Joni Martinus, penutupan Stasiun Karet dilandasi oleh pertimbangan keselamatan penumpang dan kerentanan akses menuju Stasiun Karet yang memicu kemacetan.

Ia menjelaskan rangkaian KRL yang sebanyak 12 gerbong akan menutup batas perlintasan. Di sisi lain, kapasitas ruang tunggu Stasiun Karet yang hanya 150 orang tidak mencukupi pengguna yang bisa mencapai sekitar hampir 2.000 orang sehingga berisiko terhadap keselamatan pengguna.

Dalam upaya mengurangi waktu tempuh perjalanan kereta, saat ini KAI Commuter bersama PT KAI (Persero) tengah melakukan pembahasan dan koordinasi bersama DJKA Kemehub, untuk mengintegrasikan operasional Stasiun Karet dengan Stasiun BNI City.(antara/jpnn)

Pemerintah bakal menutup Stasiun Karet dan menggambungkan dengan Stasiun BNI City. Rencana penutupan ini pun menjadi polemik di kalangan masyarakat.


Redaktur & Reporter : Elvi Robiatul

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News