Warga Muda Korea Selatan Tidak Menghendaki Reunifikasi

Warga Muda Korea Selatan Tidak Menghendaki Reunifikasi
Warga Muda Korea Selatan Tidak Menghendaki Reunifikasi

Selatan menjadi negara dengan teknologi tinggi dan warganya hidup dalam suasana penuh persaingan, sementara Utara mandek dan semua direncanakan dari pusat.

Warga muda Korea Selatan melihat perbedaan yang begitu besar itu membuat reunifikasi tidak akan bisa berjalan mulus.

Seorang mahasiswa Tae-wan Kim mengatakan generasi muda tidaklah mau membayar biaya bagi perujukan kembali yang bisa mencapai puluhan miliar dolar.

"Generasi kami berpikir mengapa kami harus membayar miliaran dolar, ini bukan tugas kami. Kami sudah berjuang membuat perekonomian bagus, kami sudah berkorban, mengapa harus membuang semua itu." katanya.

Warga Muda Korea Selatan Tidak Menghendaki Reunifikasi Photo: Tae Wan Kim mengatakan tidak mau membayar biaya penyatuan kembali yang bisa mencapai miliaran dolar. (ABC News: Brant Cumming)

"Saya kira mustahli untuk memperkecil jurang perbedaan. Korea Selatan adalah demokrasi, Korea Utara adalah komunis. Ada perbedaan 180 derajat."

Generasi muda mengatakan bahwa membanjirnya warga Korea Utara akan mengancam kesejahteraan Korea Selatan, dan mahasiswi S2 Kyeyu Kwak memperkirakan hakl itu bisa membuat persaingan lebih ketat untuk masuk ke universitas atau mencari pekerjaan.

"Warga Korea Utara pasti lebih susah untuk beradaptasi dengan budaya Korea Selatan, karena teknologi kami sudah berkembang begitu canggihnya, dan bahasa kami juga sudah sangat berbeda." katanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News