Warga Mulai Beralih ke Pertamax
jpnn.com - JAKARTA--Pascakenaikan harga premium yang sekarang Rp 8.500, masyarakat akhirnya mulai beralih ke bahan bakar non subsidi.
Seperti yang terpantau di SPBU Pondok Indah. Tampak antrian panjang, baik kendaraan roda dua maupun empat.
Saking banyaknya masyarakat yang antri, SPBU yang khusus melayani pembelian bahan bakar non subsidi ini sampai membuat petugas keteteran.
"Iya ini sejak Senin malam sampai hari ini ramai sekali. Padahal biasanya sepi, karena di sini tidak jual premium," ujar Septian, petugas SPBU Pondok Indah, Selasa (18/11).
Dia mengungkapkan, masyarakat condong memilih Pertamax 92 yang harganya Rp 10.200 per liter. Sedangkan Pertamax 95 alias Pertamax Plus dan Petradex hanya golongan tertentu saja yang beli.
"Ini paling banyak beli Pertamax 92 karena selisihnya hanya Rp 1.700 per liternya. Kami senang sekali karena SPBU jadi ramai," akunya.
Hal serupa terpantau di SPBU Karang Tengah, Lebak Bulus. SPBU ini menyediakan bahan bakar subsidi dan non subsidi. Meski menyiapkan premium, masyarakat lebih banyak ke Pertamax 92. Yang kebanyakan antri premium adalah pengendara motor.
"Cuma selisih 1.700 rupiah mendingan ambil bahan bakar yang bagus sekalian. Selain pembakarannya bersih, akselarasi kendaraan cepat, dan mesin makin awet juga," kata Widi, karyawan salah satu bank swasta, yang antri Pertamax 92 di SPBU Karang Tengah. (esy/jpnn)
JAKARTA--Pascakenaikan harga premium yang sekarang Rp 8.500, masyarakat akhirnya mulai beralih ke bahan bakar non subsidi. Seperti yang terpantau
- Pupuk Subsidi 2025 Dialokasikan Rp 46,8 T, Mentan Amran Pastikan Distribusi Tepat Sasaran
- Alhamdulillah, Anggaran Kredit Investasi Padat Karya Mencapai Rp 20 Triliun
- Harga Emas Antam Hari Ini 25 Desember, Stabil!
- Puncak Nataru, Garuda Indonesia Group Menerbangkan 77.552 Penumpang
- Lewat Program 'Didik', Bea Cukai Tingkatkan Kompetensi Perusahaan Penerima Fasilitas AEO
- Bank Mandiri Buktikan Komitmen Menyukseskan 3 Juta Rumah Dengan Jadi Penyalur FLPP