Warga Mulai Melakukan Pergerakan Lagi Setelah Angka Penularan COVID-19 di Indonesia Turun

Sejauh ini Indonesia sudah mencatat lebih dari 4,17 juta kasus COVID-19 dengan lebih dari 139 ribu kematian.
Tapi Septian mengatakan angka resmi yang ada tidaklah menunjukkan keadaan sebenarnya dari pandemi yang terjadi di Indonesia.
"Sekarang adalah saat yang tepat bagi pemerintah Indonesia untuk melakukan audit data kematian sekaligus survei seroprevalensi untuk mengetahui skala wabah ini di Indonesia.
"Kita bisa mengetahui dengan melihat data kematian [excess death] selama pandemi ini dan berapa porsi penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi [seroprevalensi]," katanya.
Merujuk data di Jakarta, Kawal COVID-19 memperkirakan 60 hingga 70 persen penduduk Jakarta mungkin sudah pernah terpapar COVID, jauh di atas jumlah kasus yang terkonfirmasi yaitu sekitar 8 persen dari penduduk Jakarta.
"Sayangnya kita tidak memiliki data yang sama untuk skala nasional," kata Septian.
'Wisata balas dendam'
Sama seperti keluarga Satari, Tepi Mumpuni memutuskan untuk melakukan perjalanan karena kasus menurun, dengan bepergian bersama tiga teman perempuannya naik mobil sejauh 560 km dari Jakarta ke Semarang dan Yogyakarta.
"Kami menunggu sampai kami semua sudah divaksinasi penuh," kata Tepi yang beberapa bulan lalu baru berhenti dari pekerjaannya di sebuah perusahaan di Jakarta.
Dua bulan setelah Indonesia sempat jadi hotspot COVID-19 di Asia, jumlah kasus dan kematian mulai menurun
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia