Warga Myanmar di Australia Takut Perpanjang Paspor karena Tidak Mau Membahayakan Keluarga Mereka
Ketika Nwayoo, bukan nama sebenarnya, mendapat surat dari Departemen Dalam Negeri Australia yang mempertanyakan mengapa paspornya tidak berlaku lagi, jantungnya seperti mau copot.
Paspornya telah dibatalkan oleh Kedutaan Myanmar di Australia.
Itu karena dia menentang kudeta yang terjadi di negaranya, yang dilakukan junta militer pada Februari tahun lalu.
Sejak itu, junta militer yang juga dikenal dengan nama Tatmadaw sudah membatalkan puluhan paspor lawan politik yang menentang rezim dan juga mencabut kewarganegaraan beberapa orang lainnya.
Kedutaan Myanmar di Australia juga dituduh melakukan intimidasi setelah mengirim surat mendesak para warga Myanmar yang tinggal di Australia untuk menyatakan kesetiaan kepada junta.
Selama 18 bulan terakhir, Myanmar telah dilanda kekacauan setelah junta militer yang berkuasa mengeksekusi beberapa tahanan politik dan dituduh membakar desa-desa, serta melakukan penganiayaan.
Menurut Asosiasi Bantuan Bagi Tahanan Politik, lebih dari 15.000 orang telah ditahan sejak kudeta, sementara 2.230 orang lainnya terbunuh.
Tanpa paspor, Nwayoo khawatir dia akan dipulangkan kembali ke Myanmar.
Warga Myanmar yang menentang kudeta junta militer mengatakan kepada ABC bahwa mereka takut memperpanjang paspornya di kedutaan Myanmar di Australia
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Kantor Imigrasi Bekasi Bertekad Berantas TPPO
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan