Warga Myanmar di Australia Takut Perpanjang Paspor karena Tidak Mau Membahayakan Keluarga Mereka

Departemen Dalam Negeri mengatakan kepadanya bahwa mereka mendapatkan '"informasi yang tidak menguntungkan" untuknya dari kedutaaan dan paspornya dinyatakan telah dibatalkan.
Nwayoo sekarang diberi waktu 28 hari untuk memberikan penjelasan kepada pemerintah Australia.
"Kalau mereka tidak menerima penjelasan saya, saya harus kembali ke Myanmar," katanya.
"Kalau saya kembali ke sana, pertama-tama mereka pasti akan menangkap saya saat tiba di bandara. Kemudian mereka juga akan menahan keluarga saya."
Banyak paspor warga Myanmar lain di Australia tidak dibatalkan namun masa berlakunya hampir habis.
Prudence, juga bukan nama sebenarnya, mengatakan kepada ABC bahwa dia takut ke kedutaan untuk memperpanjang paspornya.
Dia khawatir akan dimintai berbagai informasi seperti nama anggota keluarga dan alamat mereka di Myanmar, hal yang bisa membahayakan keselamatan mereka.
"Saya mengambil risiko besar ini. Mereka (pemerintah junta) sangat berbahaya," kata Prudence.
Warga Myanmar yang menentang kudeta junta militer mengatakan kepada ABC bahwa mereka takut memperpanjang paspornya di kedutaan Myanmar di Australia
- 19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'
- Dunia Hari Ini: Barang-barang dari Indonesia ke AS akan Dikenakan Tarif 32 Persen
- Lebih dari 3.000 Orang Tewas Akibat Gempa Myanmar
- Warga Indonesia Rayakan Idulfitri di Perth, Ada Pawai Takbiran