Warga Palestina Merasa Dikhianati Negara-Negara Arab
Perjanjian ini menjadikan Uni Emirat Arab dan Bahrain menjadi negara Arab ketiga dan keempat yang menjalin hubungan dengan Israel, setelah Mesir melakukanya di tahun 1979 dan Yordania di tahun 1994.
Namun perjanjian tersebut tidak menyebut penyelesaikan konflik Israel dan Palestina, dimana Palestina melihat ini adalah pengkhianatan dari sesama negara Arab terhadap perjuangan mereka menjadikannya negara Palestina.
Dalam perjanjian tersebut, masing-masing negara akan mengirimkan duta besar dan bekerja sama dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, kesehatan, perdagangan dan keamanan.
Palestina mengecam perjanjian tersebut
Video: Palestinians protest against diplomatic deal between Israel and two Gulf Arab nations (ABC News)
Di Tepi Barat, para aktivis Palestina melakukan unjuk rasa dengan menginjak-ngijak dan membakar bendera dan gambar Presiden Trump, PM Netanyahu dan para pemimpin UEA dan Bahrain.
Beberapa orang membawa plakat bertuliskan "pengkhianatan" dan "perjanjian yang memalukan".
Plakat menyebut hubungan diplomatik dengan Israel merupakan "gempa bumi sunyi yang menghancurkan Palestina".
Di Jalur Gaza, militan Palestina menembakkan dua roket ke arah wilayah Israel, dalam waktu bersamaan dengan upacara di Washington.
Dua negara Arab, Bahrain dan Uni Emirat Arab menandatangani perjanjian bersejarah untuk melakukan hubungan dengan Israel
- Alhamdulillah, Air Bersih Layak Minum dari Dompet Dhuafa Mengalir di Gaza
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen
- Dunia Hari Ini: Pemerintah Korea Selatan Perintahkan Periksa Semua Sistem Pesawat
- Jakarta Punya Masalah Kucing Liar, Penuntasannya Dilakukan Diam-diam
- Mantan Presiden Amerika Meninggal Dunia, Palestina Ikut Berduka