Warga Pedalaman Australia Terjerat Utang Tagihan Telepon Karena Tergoda 'HP Gratis'
Seorang warga Australia yang tergoda iming-iming HP gratis, akhirnya dikejar-kejar debt collector karena tak sanggup membayar tagihan telepon ribuan dolar (puluhan juta rupiah).
Kasus yang dialami Caitlyn Roe ini terjadi setelah marketing raksasa telekomunikasi Telstra menawarinya sebuah telepon baru karena selama ini dia menjadi pelanggan perusahaan itu.
Roe (21 tahun), warga Aborigin dan ibu seorang anak, hanya menempuh pendidikan hingga kelas 9 dan diketahui kecanduan serta tidak pernah bekerja tetap.
Sebelumnya dia selalu menggunakan telepon prabayar, namun suatu hari Telstra menghubungi dan menawarkan HP "gratis" jika dia mau mengambil kontrak telepon.
Dia pun mendatangi gerai Telstra terdekat di kota tempat tinggalnya Broome, Australia Barat, untuk menandatangani kontrak jangka panjang itu.
"Pertamanya saya bisa membayar tagihan bulanan. Tidak sulit," katanya.
"Tapi setelah menggunakan semua data, tagihan itu mulai meningkat. Tidak ada yang menjelaskan sebelumnya mengenai biaya tambahan untuk kelebihan data," kata Roe.
Tagihan teleponnya hampir mencapai 2.200 dolar (sekitar Rp 22 juta) yang tentu saja tak sanggup dia bayar. Dia akhirnya berurusan dengan debt collector yang mengancam membawanya ke pengadilan.
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat