Warga Pesisir Dihantui Abrasi dan Rob, Menko AHY Dukung Keberlanjutan Proyek GSW

Warga Pesisir Dihantui Abrasi dan Rob, Menko AHY Dukung Keberlanjutan Proyek GSW
Ilustrasi kerusakan properti akibat abrasi. Foto: ANTARA/Aditya Rohman

Demi memajukan wilayah pesisir yang sering mengalami banjir rob dan abrasi. Tentu saja termasuk wilayah pesisir Tangerang.

"Ya pasti kita mendukung. Kita akan mengawal agar benar-benar bermanfaat untuk masyarakat. Bukan malah merugikan. Dan, harus sesuai prosedur," ungkap Fadli.

Dengan terbangunnya Giant Sea Wall ini, diharapkan Fadli, tidak ada lagi banjir rob dan abrasi yang selama ini dikhawatirkan warga pesisir.

Sehingga nelayan dan petambak ikan yang tinggal di pesisir, bisa meningkatkan pendapatannya.

"Kalau ada Giant Sea Wall nanti, jangan ada lagi banjir rob atau abrasi. Sehingga masyarakat tidak terganggu dalam mencari nafkah. Jangan pula mengganggu kapal-kapal," imbuhnya.

Jika mencermati berbagai data abrasi di pesisir utara Pulau Jawa, hasilnya sangat memprihatinkan.

Misalnya, data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) pada 2015, menyebut 400 kilometer garis pantai di Indonesia menghilang gara-gara abrasi.

Alhasil, total panjang garis pantai yang 745 kilometer itu menghilang 44 persen. Termasuk di pesisir Tangerang, seluas 579 hektare (ha) lahan raib sepanjang 1995-2015.

Pada 4 November 2024, Menko AHY sempat meninjau pembangunan tanggul di Muara Baru, Jakarta Utara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News