Warga Pesisir Utara Jawa Dihantui Abrasi, GSW Harus Segera Direalisasikan

Warga Pesisir Utara Jawa Dihantui Abrasi, GSW Harus Segera Direalisasikan
Ilustrasi kerusakan properti akibat abrasi. Foto: ANTARA/Aditya Rohman

Layar Citra Satelit terbaru yang diambil pada 24 Januari 2025, menemukan titik 'Pantai Anom' sudah berada di posisi laut, dan itu adalah posisi pagar laut yang beberapa waktu lalu heboh.

Pergeseran ini, tentu saja, membuat masyarakat was-was. Apalagi BMKG sempat mengeluarkan pengumuman potensi bencana banjir rob di pesisir pantai utara Pulau Jawa.

Kepala Pusat Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo menyatakan, ancaman abrasi atau degradasi tanah, akibat air laut yang kini terjadi di seluruh pesisir Pantai Utara Jawa bisa menjadi gerbang masuk dari bencana banjir rob.

“Jika memang terjadi penurunan tanah atau degradasi tanah. Tentunya banyak hal yang terancam. Di antaranya potensi terjadinya air laut yang masuk ke daratan ketika fase rob,” ujar Eko kepada wartawan, Selasa (28/1).

Dia menegaskan, selama ini, pemerintah sudah mengupayakan banyak cara untuk mencegah abrasi dan banjir rob, melalui pembangunan tanggul-tanggul di sepanjang bantaran sungai, rumah pompa. Namun, solusi ini sifatnya hanya di area yang terbatas alias tidak luas.

Diharapkan, rencana Presiden Prabowo Subianto membangun tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall bisa segera terealisasi. Sebagai solusi jangka panjang.

“Dengan dibangunnya Giant Sea Wall ini, memberi dampak yang lebih luas lagi terhadap daerah-daerah yang sering terdampak,” ucap dia. (dil/jpnn)

Pengamat ekonomi politik Mohammad Zulfikar Dachlan menilai pembangunan Giant Sea Wall (GSW) mendesak untuk direalisasikan


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News