Warga Pingsan saat Berdesakan Berebut Gas Elpiji 3 Kg
“Biar (tabung) kosong, capek juga kalau lama-lama diangkat. Saya tidak kuat,” kata Surtini, warga Tanjung Laut.
“Kalau seperti ini lebih baik saya beli saja di tempat lain biar mahal. Datang pagi-pagi juga percuma,” umpat warga lain sambil berlalu.
Diketahui, rata-rata gas 3 kilogram dijual Rp 23 ribu. Padahal, harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp 18 ribu. Dengan langkanya gas, pengecer bisa menjual sampai Rp 30 ribu.
Minimnya petugas semakin membuat suasana crowded. Petugas Sat Intelkam Polres Bontang yang awalnya hanya memantau bahkan sampai ikut naik ke truk untuk membagikan tabung.
Berbanding terbalik dengan Satpol PP yang justru terlihat hanya menonton. Hanya satu yang berada di truk.
Fatmasari, warga Bontang Baru, yang mengantre sejak pukul 07.00 pingsan. Dia mengaku sudah dua hari kehabisan gas. “Belum sarapan, langsung ke sini,” tuturnya.
Sementara itu, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni menuturkan, pemerintah akan meninjau ulang penyaluran gas melon tersebut. Pasalnya, ditengarai distribusinya tidak tepat sasaran.
Bontang sejatinya mendapat 16 ribu tabung, sedangkan jumlah penduduk miskin hanya 8 ribu orang.
Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kilogram terjadi Bontang, menyebabkan warga harus berdesak-desakan bahkan ada yang pingsan untuk bisa mendapatkan tabung melon.
- Lokasi Produksi Gas Elpiji Oplosan di Indramayu Digerebek, 5 Orang Ditangkap
- Lihat, Dirut Pertamina Turun Langsung Cek Ketersediaan Gas Elpiji 3 Kg di Surakarta
- Mencuri 2 Tabung Gas Elpiji 3 Kg, Pemuda Ditangkap Polisi di Silaberanti
- Stok LPG 3 Kg Aman, Masyarakat di Bondowoso tak Perlu Panic Buying
- Benarkah LPG 3 kg Langka di Pati? Pemilik Pangkalan Elpiji Bilang Begini
- Pembelian Gas LPG 3 Kg dengan KTP Supaya Subsidi Tepat Sasaran