Warga Pulau Komodo Tolak Relokasi Dan Penutupan Taman Nasional

"Warga tidak terima apalagi selama ini, gubernur tidak pernah berdialog atau sosialisasi dengan kita. Seratus persen warga di kampung Komodo menolak direlokasi," katanya.
Salam mengatakan tidak ada alasan bagi pemerintah untuk menggusur mereka dari tanah leluhur yang sudah mereka huni secara turun temurun sejak ratusan tahun lalu.
Karenanya warga Kampung Komodo mengaku sangat geram ketika otoritas NTT menyebut mereka tidak berhak atas kawasan itu dan dianggap penduduk liar.
"Tidak benar itu, kami dan leluhur kami sudah tinggal disini selama ratusan tahun, Wallohu alam sejak kapan, kami selama ini juga bayar pajak dan punya KTP resmi Manggarai Barat."
"Secara ulayat, taman Nasional Komodo adalah tanah ulayat kami. Ada kuburan nenek moyang kami yang sudah ratusan tahun, itu bukti kami bukan pendatang."
"Termasuk lokasi wisata Loh liang, itu sebenarnya juga tanah rakyat yang diambil paksa, tapi warga relakan karena untuk konservasi," tegas Salam.
"Masalah dengan komodo juga tidak ada, kami saling menjaga karena warga kami percaya legenda komodo adalah saudara kami."
"Kalau kami jahat, pasti itu satwa sudah punah, atau kami sudah ada yang dimangsa, tapi tidak pernah kan," paparnya ketika dihubungi wartawan ABC Indonesia Iffah Nur Arifah.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya