Warga Pulau Sebatik, Hidup di Bawah Iming-Iming Kemakmuran Malaysia

Pakai Tutup Panci Sudah Bisa Tangkap Siaran Televisi Malaysia

Warga Pulau Sebatik, Hidup di Bawah Iming-Iming Kemakmuran Malaysia
Kota Tawao, Malaysia, tampak "menggoda" di seberang Nunukan.
Soal informasi, warga Pulau Sebatik lebih akrab dengan siaran televisi Malaysia. Tidak perlu peralatan canggih. Cukup dengan tutup panci, tayangan berbahasa Melayu akan tertangkap dengan jernih.

RUSTAM HAMNDANI, Sebatik

DI rumah seorang warga Desa Aji Kuning, beberapa orang asyik menyaksikan televisi yang menayangkan sajian musik. Sebuah grup band yang melantunkan lagu dengan sair berbahasa Melayu mereka simak dengan seksama. Sesekali, beberapa di antara mereka menirukan sairnya. Mereka tampak sudah akrab dengan lagu tersebut.

Di sebuah rumah yang lain, beberapa bocah tampak tegang menyaksikan tayangan film aksi yang di-dubbing ke bahasa Melayu. ’’Film dari (TV, Red) Malaysia bagus-bagus,’’ kata Syuaib, 62, warga Desa Aji Kuning, perbatasan Malaysia-Indonesia.

Sebenarnya bukan masalah bagus atau tidaknya film-film yang diputar, namun lebih pada masalah jangkauan siaran. Di Sebatik, warga lebih mudah menangkap siaran televisi Malaysia daripada TV Indonesia. Untuk mendapatkan siaran TV Malaysia, mereka tak memerlukan antena canggih seperti parabola. Cukup dengan antena biasa, ditambah embel-embel tutup panci, gambar di TV pun bening.

Sementara untuk mendapatkan siaran TV nasional dari Jakarta, warga harus menjadi pelanggan TV kabel. ’’Ya, memang lebih mudah mendapatkan siaran TV Malaysia daripada Indonesia,’’ kata Syuaib.

Soal informasi, warga Pulau Sebatik lebih akrab dengan siaran televisi Malaysia. Tidak perlu peralatan canggih. Cukup dengan tutup panci, tayangan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News