Warga Rawagede setelah Gugatan Mereka Dimenangkan Pengadilan Den Haag
Para Janda Tek Dung Ingin Bangun Rumah Baru
Selasa, 20 September 2011 – 08:08 WIB

Warga Rawagede setelah Gugatan Mereka Dimenangkan Pengadilan Den Haag
Harapan besar menghinggapi para janda dan ahli waris korban pembantaian oleh tentara Belanda di Rawagede, Karawang, Jabar, setelah gugatan mereka dimenangkan pengadilan Den Haag. Meski sudah berusia sangat lanjut, mereka ingin memiliki rumah sendiri dan lepas dari ketergantungan pada anak dan cucu.
Moh. Hilmi Setiawan, Karawang
MENCARI Kampung Rawagede cukup sulit jika hanya berbekal peta. Sebab, di peta, kampung tersebut tidak tercantum. Tapi, bila mau bertanya kepada penduduk Karawang, mereka akan langsung menunjukkan sebuah kampung yang dikitari areal persawahan di Desa Balongsari, Kecamatan Rawamerta. Ya, Rawagede kini telah berganti nama menjadi Balongsari, sebuah desa berjarak sekitar 15 km dari jantung Kota Karawang.
Pada pengujung musim kemarau seperti sekarang ini, di hampir sepanjang jalan menuju desa tersebut tersaji pemandangan hamparan tanaman padi yang baru saja dipanen. Meski letaknya cukup jauh dari pusat pemerintahan, infrastruktur jalan menuju Rawagede sudah bagus. Sepanjang jalan sudah ditutup aspal dan sebagian lagi dicor. Meski begitu, di beberapa titik, aspal terasa bergelombang, bahkan ada yang sedikit bolong.
Begitu masuk Desa Balongsari, monumen pembantaian warga Rawagede oleh tentara Belanda pada Selasa, 9 Desember 1947, menyambut dengan gagah. Monumen itu diresmikan pada 12 Juli 1996 oleh KASD Jenderal R. Hartono. Monumen tersebut berbentuk seperti kuncup bunga melati.
Harapan besar menghinggapi para janda dan ahli waris korban pembantaian oleh tentara Belanda di Rawagede, Karawang, Jabar, setelah gugatan mereka
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu