Warga Rawagede setelah Gugatan Mereka Dimenangkan Pengadilan Den Haag
Para Janda Tek Dung Ingin Bangun Rumah Baru
Selasa, 20 September 2011 – 08:08 WIB
Bitol sempat pamit sebelum berangkat ke sawah. Namun, ketika itu Cawi ngantuk berat. Dia hanya membalas kira-kira; iya Pak, hati-hati kalau kerja. Beberapa saat kemudian, Bitol pulang dengan napas terengah-engah. "Bu, sawah sudah dikepung tentara Belanda," jelas Cawi mencoba menirukan kembali penuturan Bitol saat itu. Bitol lantas menyatakan bahwa seluruh kaum perempuan dilarang keluar rumah. Takut jika terkena peluru nyasar.
Pagi yang tenang seketika menjadi mencekam. Beberapa warga langsung gemetar saat mengetahui kampung mereka dikepung sekitar 300 serdadu Belanda bersenjata lengkap. Beberapa warga mengetahui bahwa rencana Belanda saat itu adalah mencari Kapten Lukas Kustario.
Lukas atau yang saat itu dikenal dengan sebutan Macan Lukas benar-benar membuat geram dan gemas pihak Belanda. Dia dikenal cukup nakal ketika bertempur melawan Belanda. Kenakalannya, antara lain, selalu menyempatkan diri menggunakan seragam serdadu Belanda yang dia bunuh setiap menyerbu markas Belanda. Gunanya adalah untuk menyamar. Kenakalan Lukas lainnya, dia pernah membuat kereta Belanda yang melewati Karawang ambruk dengan serangannya. Lantas, dia pernah mengambil ratusan pucuk senjata komplet dengan pelurunya.
Melalui mata-mata warga pribumi, Belanda mendapat kabar bahwa pada Senin, 8 Desember 1947, Lukas berada di Rawagede. Memang, saat itu sekitar pukul 07.00 Lukas masuk ke Rawagede. Keberadaan dia di Rawagede tersebut tercium sekitar pukul 09.00.
Harapan besar menghinggapi para janda dan ahli waris korban pembantaian oleh tentara Belanda di Rawagede, Karawang, Jabar, setelah gugatan mereka
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408