Warga Rusun Tebet Berharap Pemda DKI Pindahkan Pembangunan FPSA
Hal senada diungkapkan warga Tebet Barat, Nasir yang rumahnya tinggalnya persis di belakang lahan yang akan dibangun FPSA. Nasir secara tegas menolak keberadaan FPSA dengan alasan bau yang ditimbulkan sangat mengganggu kenyamanan warga.
“Sebaiknya tempat sampah ini jangan di sini karena dekat pemukiman warga. Sangat mengganggu, bau menyengat. Okelah dibuat (FPSA) tetapi jauh dari pemukiman warga,” kata dia.
Andi yang tinggal di RT 13 RW 07 ini mengaku, bau yang ditimbulkan akan sangat terasa ketika musim hujan tiba dan bau itu sering terbawa angin.
Andi mengatakan dari percakapan mulut ke mulut segenap warga protes menolak FPSA itu dibangun dilokasi dekat perkampungan tempat tinggalnya.
“Kondisi ini sangat mengganggu, apalagi cuaca musim hujan, angin karena ini kan dekat pemukiman warga, kalau ditanya apakah mengganggu ya sangat mengganggu. Kami sudah menolak, tetapi itu sebatas omongan biasa antar warga saja, belum sampai lakukan protes langsung, tapi intinya kami semua menolak,” bebernya.
Sebelumnya, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta juga telah menolak rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membangun Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) di Taman Tebet, Jakarta Selatan.
Walhi meminta Gubernur DKI Anies Baswedan membatalkan recana pembangunan tersebut.
Direktur Eksekutif WALHI Jakarta Tubagus Soleh Ahmadi mengatakan FPSA dengan menggunakan teknologi insinerator dinilai berpotensi menambah beban pencemaran udara di area publik dan dekat dengan permukiman.
Warga Tebet yang rumah tinggalnya berdekatan langsung dengan proyek Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) melakukan protes.
- Gelar Coastal Clean-Up, Pertamina Patra Niaga Regional JBB Kumpulkan 5,2 Ton Sampah Anorganik
- Mengubah Sampah Jadi Pulsa, Begini Caranya
- Pertamina Eco RunFest 2024: Carbon Neutral Event untuk Kampanye Sustainable Living
- WPC dan GPA Serukan kepada Pemerintah untuk Turut Mengakhiri Polusi Plastik
- Jutaan Ton Sampah Plastik Cemari Lingkungan, Kondisi TPA Mengkhawatirkan
- Gelar Seminar Internasional, SIL UI Membahas Strategi Inklusif untuk Pembangunan Berkelanjutan