Warga Shanghai Bersuka Ria dengan Berakhirnya Lockdown Ketat Selama Dua Bulan Terakhir
jpnn.com - Setelah menjalani lockdown selama dua bulan yang diwarnai dengan protes, kemarahan, dan masalah ekonomi, lockdown yang dilakukan di salah satu kota terbesar di Tiongkok Shanghai akhirnya dicabut.
Sebagian besar dari 25 juta warga kota tersebut sekarang bisa menjinggalkan rumah mereka, kembali bekerja, menggunakan transportasi umum dan mengendarai mobil mereka sendiri.
Hal-hal keseharian yang sudah ditunggu-tunggu oleh warga di kota paling modern di Tiongkok tersebut.
Pas tengah malam sejumlah warga berkumpul di kawasan pemukiman bernama French Concession (perkampungan Prancis), meneriakkan kata-kata 'larangan sudah berakhir' dan minum minuman anggur.
Sebelumnya jalan-jalan dipenuhi dengan warga yang melakukan piknik di rerumputan, dan anak-anak naik sepeda di jalan-jalan yang masih sepi dengan kendaraan.
Para pensiunan yang hobi berdansa dan sebelumnya menjadi bagian dari kehidupan di banyak kota-kota di Tiongkok kembali bermunculan di lapangan terbuka dan di sepanjang Sungai Huangpu.
Para pejabat sebelumnya memang sudah memutuskan bahwa tanggal 1 Juni bagi berakhirnya pembatasan, dan dalam beberapa hari terakhir sudah memberikan kebebasan warga untuk melakukan kegiatan di luar rumah.
"Epidemi sudah berhasil dikuasai," kata Wakil Wali kota Sanghai Zong Ming.
Beberapa warga berkumpul di kawasan yang dikenal dengan nama perkampungan Prancis di Shanghai tadi malam merayakan dicabutnya lockdown di kota tersebut dengan menenggak minuman anggur
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina