Warga Shanghai Bersuka Ria dengan Berakhirnya Lockdown Ketat Selama Dua Bulan Terakhir
"Di malam menjelang tahu ajaran baru, saya senang dengan dimulainya semester baru namun juga ada perasaan takut."
Shanghai mencatat 29 kasus baru hari Senin, turun tajam dari angka 20 ribu per hari pada bulan April.
Di ibu kota Tiongkok Beijing pembatasan juga mulai dilonggarkan di beberapa distrik pada hari Selasa.
Menurut laporan media lokal, tiga lab testing di Beijing sedang diselidiki oleh polisi karena 'protokol testing yang tidak benar' sehingga menghasilkan hasil tes yang tidak akurat.
Sebuah kota yang terluka
Selama dua bulan Shanghai harus menjalani lockdown ketat membuat warga di kota ekonomi terpenting di dunia tersebut kesulitan mendapatkan bahan makanan dan obat-obatan.
Keluarga terpisahkan dan ratusan ribu orang dipaksa menjalani karantina terpusat.
Di beberapa pabrik dan kantor yang tetap buka - termasuk kantor para pejabat pemerintah Shanghai - banyak pekerja tidak bisa kembali ke rumah mereka dan hidup dengan fasilitas seadanya selama lockdown tersebut.
Beberapa warga berkumpul di kawasan yang dikenal dengan nama perkampungan Prancis di Shanghai tadi malam merayakan dicabutnya lockdown di kota tersebut dengan menenggak minuman anggur
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Forum Pemuda Indonesia-China: Generasi Muda Jadi Jembatan Kerja Sama
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina