Warga Shanghai Bersuka Ria dengan Berakhirnya Lockdown Ketat Selama Dua Bulan Terakhir

Warga Shanghai Bersuka Ria dengan Berakhirnya Lockdown Ketat Selama Dua Bulan Terakhir
Warga Shanghai merayakan diakhirinya lockdown di kota tersebut. (Reutesr: Aly Song)

Sekarang pembatasan sudah dilonggarkan bagi 22,5 juta penduduk di sana.

Warga masih harus mengenakan masker di tempat umum dan dilarang berkumpul.

Restoran masih tidak melayani  makan di tempat, dengan toko beroperasi dengan kapasitas 75 persen dan tempat fitness belum lagi dibuka.

Warga harus menjalani tes setiap 72 jam bila hendak menggunakan transportasi umum atau mendatangi tempat umum, hal yang tampaknya akan menjadi  kehidupan 'normal baru' di berbagai kota di Tiongkok.

Mereka yang positif dan kontak dekat masih harus menjalani karantina ketat.

Selama masa lockdown, warga Shanghai beberapa kali melakukan protes, dengan menabuh panci dan peralatan makanan dari jendela apartemen mereka dan juga menyampaikan berbagai kritikan di media sosial.

Kemarahan muncul selain karena kebijakan lockdown yang dianggap terlalu ketat juga karena penerapannya yang tidak seragam dan juga komunikasi yang tidak jelas.

"Pemerintah Shanghai harus menyampaikan pernyataan maaf guna mendapatkan pengertian dan dukungan dari warga Shanghai, dan memperbaiki hubungan yang rusak antara pemerintah dan warga," kata Qu Weiguo,  professor di  Fudan University yang menulis di WeChat.

Beberapa warga berkumpul di kawasan yang dikenal dengan nama perkampungan Prancis di Shanghai tadi malam merayakan dicabutnya lockdown di kota tersebut dengan menenggak minuman anggur

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News