Warga Surabaya Dilatih Siap Hadapi Gempa
Selasa, 16 Oktober 2018 – 14:10 WIB
jpnn.com, SURABAYA - Sikap siap siaga menghadapai bencana alam, termasuk gempa harus dimiliki oleh semua anggota masyarakat. Hal itu ditegaskan ahli geologi Amien Widodo. Gempa bumi bisa terjadi kapan saja. Tidak perlu panik atau ketakutan. Ada cara untuk mengurangi dampak gempa, yaitu persiapan menghadapinya.
Posisi Indonesia, lanjut Amien, memang rawan gempa bumi. Sebab, posisi Indonesia diapit tiga lempeng. Yakni, lempeng Australia (Samudra Hindia), Eurasia, dan Pasifik. ''Seakan ditumpuk tiga buldoser,'' tuturnya.
Surabaya juga berpotensi mengalami gempa. Ada dua sesar aktif di wilayah Surabaya dan Waru. Masyarakat perlu tahu. Sekitar 1867 sejarah mencatat Surabaya pernah mengalami gempa. Gereja Santa Perawan di Jalan Kepanjen menjadi saksi bisu peristiwa tersebut.
Menurut Amien, efek yang timbul dari gempa bersifat domino. Selain menimbulkan likuefaksi (pencairan tanah), gempa itu bisa mengakibatkan bencana alam lainnya. ''Misalnya, longsor dan kebakaran. Yang lebih parah bisa tsunami,'' jelasnya. Hanya, masyarakat bisa meminimalkan efek domino itu.
Untuk kemungkinan tsunami, di Surabaya nyaris tidak ada peluang. Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Juanda Surabaya Mohammad Nurhuda, Surabaya memiliki mangrove yang cukup luas. Sangat berguna untuk memecah gelombang tsunami.
Ada batas minimal kekuatan gempa yang berefek tsunami. Yakni, kurang dari 7 skala Richter. Sementara itu, potensi kekuatan gempa di Surabaya tidak sebesar itu. ''Tapi, kita tetap harus bersiap diri menghadapi segala kemungkinan,'' ucapnya. Nurhuda menegaskan, masyarakat tidak perlu panik dan khawatir. Efek gempa bisa dikurangi. Salah satu caranya melakukan pelatihan tanggap bencana.
Kepala Basarnas Surabaya Prasetya Budiarto juga meminta masyarakat tidak perlu takut menghadapi gempa. ''Kita tingkatkan pelatihan-pelatihan seperti cara menghadapinya,'' katanya. Ada beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk melatih kesiapsiagaan menghadapi gempa. Baik sebelum maupun saat terjadinya.
Pertama, memperbaiki konstruksi bangunan menjadi tahan gempa. Menurut Amien, gempa tidak membunuh. Yang perlu diwaspadai adalah bangunan buminya
BERITA TERKAIT
- Gempa Berkekuatan 5,2 Magnitudo Guncang Sukabumi Bagian Tenggara
- Tak Ada Gempa Susulan di Kabupaten Buol
- Badan Geologi: Status Gunung Lewotobi Laki-laki Masih Awas, Berpotensi Erupsi Susulan
- Gempa M 5,4 di Pesisir Barat Lampung, BMKG Sebut Tidak Berpotensi Tsunami
- 5 Berita Terpopuler: Ada Pesan dari Pak Dedy untuk Honorer, Data Sudah Divalidasi, tetapi Jangan Sampai Tertipu
- Human Initiative Gandeng Guru Ajarkan Mitigasi Bencana Sejak Dini pada Murid TK