Warga Syria Siap Perang Lawan Assad
Tentara Terus Gempur Homs, Teluk Bakal Persenjatai Oposisi
Rabu, 15 Februari 2012 – 09:05 WIB
’’Sifat maupun skala pelanggaran yang dilakukan tentara Syria mengindikasikan bahwa telah terjadi kejahatan atas kemanusiaan sejak Maret 2011,’’ ungkap Pillay. ’’Laporan independen dan tepercaya menyatakan bahwa kekejaman dan pelanggaran oleh militer telah terjadi sebagai bagian dari serangan sistematis dan meluas atas warga sipil.’’
Sejak rezim Assad menumpas berbagai demonstrasi anti-pemerintahannya setahun lalu, menurut aktivis, lebih dari 6 ribu orang telah tewas di Syria. Sedangkan PBB menyebut lebih dari 5.400 nyawa melayang di Syria tahun lalu. Para aktivis juga menyebut bahwa pasukan Assad menewaskan sedikitnya 500 orang di Homs sejak 4 Februari lalu ketika mereka menyerang kota itu dengan tank, mortir, dan roket. Komite Koordinasi Lokal Syria (LCCS), jaringan aktivis oposisi, menyatakan bahwa total lebih dari 680 orang tewas di Syria sejak pekan lalu.
Serangan itu terjadi di hari yang sama ketika Rusia dan Tiongkok memveto draf resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB yang mengutuk kekerasan di Syria dan minta Assad mengundurkan diri dari kekuasaannya. Usulan pengiriman pasukan penjaga perdamaian yang dilontarkan Liga Arab dan didukung PBB dan Uni Eropa ditolak rezim Assad.
Kendati korban terus berjatuhan, perlawanan oposisi di Syria tidak mengendur. CNN melaporkan kemarin bahwa warga Syria mulai menyadari kemungkinan perang total (perang saudara) dalam waktu dekat. Mereka pun telah siap menghadapi kemungkinan itu.
DAMASKUS – Tidak ada tanda-tanda bahwa kekerasan dan pertumpahan darah di Syria bakal segera reda. Bahkan, gempuran pasukan keamanan Syria
BERITA TERKAIT
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer