Warga Tionghoa Kalbar Kirim Roh ke Akhirat

Warga Tionghoa Kalbar Kirim Roh ke Akhirat
Warga Tionghoa Kalbar Kirim Roh ke Akhirat
Budayawan Kalbar XF Asali menceritakan bahwa awalnya ritual tersebut digelar untuk mengantarkan para arwah kembali ke tempat asalnya. Pasalnya, banyak arwah perantauan yang tidak diurus oleh keluarganya, sehingga kapal ini diharapkan dapat menjadi kendaraan mereka kepada familinya. “Pertama kali diadakan di Pekong Pemangkat, sebelum Perang Dunia II,” katanya. Prosesi sembahyang leluhur musim gugur sendiri digelar selama 15 hari. Perhitungannya, ritual ini dihelat per-tanggal 1 bulan 7 penanggalan Imlek.

Kim Chua Laris

Ritual di bulan 7 Imlek ini mewajibkan para penganutnya untuk menziarahi makam-makam leluhur dan keluarganya dan berdoa di sana. Tidak heran orang-orang rela datang dari luar Pontianak untuk datang menziarahi makam leluhurnya. Tidak heran pada bulan ini, toko-toko yang menjual perlengkapan kebutuhan sembahyang leluhur mulai diserbu pembeli.

Dewi, pengelola toko Sari Rasa, Jalan Gajah Mada menuturkan pada tahun ini pembelinya meningkat tajam dibanding tahun-tahun sebelumnya. “Mungkin bertepatan dengan libur Lebaran yang panjang, jadi orang lebih leluasa untuk datang ke Pontianak. Kalau tahun lalu kan tidak ada libur,” terka dia.

Para pembeli ini membeli barang-barang dari kertas replika dari kebutuhan masyarakat sehari-hari, macam; baju, sepatu, topi, uang-uangan, kapal, pesawat, kotak uang, sepeda, rumah-rumahan, dan lainnya. Selain itu mereka, makanan, buah-buahan dan peralatan sembahyang seperti hio dan lilin.

PONTIANAK - Masyarakat Tionghoa Pontianak pada Jumat lalu menggelar ritual Chiu Cie, sebuah ritual untuk memulangkan roh-roh halus. Pemukiman warga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News