Warga Tuntut Pembangunan Dua Musala Rp 509 Juta
Mereka beralasan pemberian kompensasi uang diharamkan. Warga hanya diperbolehkan meminta fasilitas umum.
"Dari pihak PT Waskita, tidak ada kompensasi dalam bentuk uang. Adanya fasilitas umum," jelasnya.
Warga Desa Widodaren pun pasrah. Selanjutnya, warga mulai membangun fasilitas umum yang berupa dua musala di Dusun Kedungprahu.
Menurut dia, istilah kompensasi berubah menjadi bantuan.
Selanjutnya, proposal pembangunan musala tersebut disodorkan kepada pihak Waskita Karya sekitar dua pekan lalu.
Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan dua musala itu Rp 509 juta.
Ternyata, pengajuan proposal tersebut ditolak PT Waskita Karya. Alasannya, nilai bantuan pembangunan musala dianggap berlebihan.
Jika sebelumnya pihak Waskita Karya dikatakan bisa mengabulkan sekitar 50 persen dari anggaran yang diajukan, ternyata nominal yang diberikan lebih kecil.
Pembangunan musala adalah kompensasi untuk pembangunan tol yang dianggap mengganggu kenyamanan
- Memprihatinkan, Puluhan Siswa SDN Grudo 3 Ngawi Belajar di Bawah Ancaman Atap Runtuh
- Mutilasi di Ngawi: Pesilat, Anggota LSM, 5 Jam Memotong Korban
- Keluarga Ingin Tahu Masalah Pelaku Mutilasi dengan Korban
- Pecah Ban, Sigra Tabrak Bus di Tol Ngawi-Solo, 2 Orang Tewas, 6 Luka-Luka
- Pelaku Mutilasi Wanita di Ngawi Ditangkap
- Itu Foto Korban Mutilasi di Ngawi