Warga Uyghur Di Australia Alami Intimidasi Oleh Polisi China
Pemerintah China dituding telah melecehkan dan mengintimidasi komunitas migran Uyghur di Australia, di tengah munculnya ancaman kemungkinan anggota keluarga mereka dapat ditahan.
ABC telah memperoleh pesan teks yang tampaknya menunjukkan kontak antara pihak berwenang China dengan warga Uyghur Australia yang meminta data pribadi mereka, termasuk paspor, SIM, dan alamat tempat kerja.
Sejumlah warga Uyghur yang diwawancarai oleh ABC mengatakan mereka memilih menyerahkan informasi pribadinya karena khawatir anggota keluarga mereka yang tinggal di China dapat menanggung konsekuensi.
Berbicara dengan syarat tidak diungkapkan identitas mereka karena takut akan pembalasan ini, warga muslim Uyghur di Australia mengklaim polisi China telah menggunakan keluarga mereka di China untuk mengumpulkan informasi tentang kerabat mereka di luar negeri.
Salah satu warga Uyghur Australia, Dawud *, mengatakan dia pertama kali menerima kontak dari keluarganya di Xinjiang pada September 2017, yang memintanya untuk kembali ke China atau menjelaskan kepada polisi mengapa dia tidak bisa kembali.
"Saya bukan penjahat," kata Dawud.
Dawud berkata bahwa dia memberi tahu polisi China: "Saya bukan warga negara China, bagaimana Anda bisa menanyakan hal seperti itu?"
"[Polisi China] berkata ... Saya bisa hanya memberikan informasi saya, nama saya, dan kemudian saya bisa mengunjungi kantor polisi setiap kali saya berkesempatan untuk mengunjungi kerabat saya," katanya.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata