Warga Uyghur Di Australia Alami Intimidasi Oleh Polisi China

Dawud mengaku dirinya berusaha menghindari kembali ke China [untuk menyerahkan identitas dirinya] dengan hanya mengirim surat kepada polisi dari tempat kerjanya untuk membuktikan bahwa dia memiliki pekerjaan.
Namun, dia menuturkan setelah itu tuntutannya semakin meningkat.
"Ketika saya mengirim email itu [ke keluarga saya], mereka meneruskannya kepada polisi dan polisi mengatakan saya sekarang harus mengirim data identitas anak-anak saya dan bahkan paspor istri dan anak-anak saya serta foto-foto terbaru mereka," katanya.

Dia mengatakan dirinya khawatir berbicara dapat mengakibatkan keluarganya di China dapat ditempatkan di "kamp pendidikan ulang" pemerintah yang berkembang pesat.
"Kekhawatiran utamanya masih tentang kerabat kami di sana ... mereka tidak bisa berbicara atas nama mereka sendiri.
"Ini seperti mafia, tidak berbeda dengan mafia."
Pengawasan dan penahanan
Wilayah otonom Xinjiang yang luas di barat laut China merupakan rumah bagi sekitar 24 juta orang, dengan mayoritas warganya Muslim Uyghur yang berbahasa Turki.
- Kampanye Pemilu di Australia: Jarang Ada Spanduk, Lebih Menjual Kebijakan
- Lady Gaga Bakal Gelar Konser di Australia Akhir Tahun Ini
- Dunia Hari Ini: Tiongkok Akan 'Melawan' Tarif yang Diberlakukan Trump
- Dunia Hari Ini: Serangan Israel Tewaskan 32 Warga Gaza dalam Semalam
- Dunia Hari Ini: Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol Diturunkan dari Jabatannya
- Babak Baru Perang Dagang Dunia, Indonesia Jadi 'Sasaran Empuk'