Warning Australia, Tak Punya Firasat Lebaran Terakhir
Minggu, 05 Oktober 2008 – 08:22 WIB

Trio bom Bali II, Amrozi, Mukhlas, Imam Samudra.
(IS) : Siapa yang bilang begitu? Lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan isinya, Allah telah menetapkan takdir.
Kalau dieksekusi apakah akan ada pembalasan?
(A): Insya Allah. Saya sudah janjikan itu. Kalau ada eksekusi, saya yakin kawan saya akan balas! Saya yakin, tapi ini bukan instruksi khusus. (Kawan saya) yang di Indonesia dan juga di luar (negeri). Mereka itu banyak, sebanyak pasir di laut.
Yang akan dibalas adalah mereka yang terkait dengan eksekusi ini. Baik pengeboman maupun pembunuhan. Mulai jaksa, hakim, hingga eksekutornya. Mosok aku kasih tahu (detailnya). Nanti kalau sudah masuk koran, bisa bocor dong (lalu tertawa). Saya tak akan rela pokoknya dan akan saya tuntut di dunia dan akhirat.
(M): Saudara-saudara kami di mana-mana, terutama amir kami dalam jihad yang saya kenal sejak 1986, Syekh Usamah bin Laden. Dia berkewajiban untuk melakukan qisash kepada presiden sampai aparat bawah. Begitu juga saudara-saudara kami yang lain, wajib melakukan balas dendam. Pembunuhan mujahid itu kriminal yang terbesar, lebih dari zina.
(IS): Ini serius. Kami tidak pernah main-main dalam beragama. Dalam Islam. Apakah bom Bali itu main-main?
Trio terpidana mati bom Bali I, Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron alias Mukhlas, mengaku tak gentar pada hukuman mati. Mereka juga tak yakin
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah