Warning Australia, Tak Punya Firasat Lebaran Terakhir
Minggu, 05 Oktober 2008 – 08:22 WIB

Trio bom Bali II, Amrozi, Mukhlas, Imam Samudra.
(A): Tidak ada. Mereka itu (para korban) targetnya, sudah diniati, kenapa harus menyesal? Bahkan, gembiranya lebih dari lelaki melamar perempuan dan perempuannya mau. Salah sendiri mereka ada di sana. Islam akan menang dan kafir akan kalah. (Amrozi juga tidak menyesal, meski dipancing dengan dua foto yang dibawa wartawan CNN yang menunjukkan ledakan di Bali).
Alhamdulillah (sambil memegang foto itu). Tapi, bukan berarti saya gembira (dengan adanya muslim yang juga jadi korban). Yang muslim bukan target kami. Ada pun urusannya, kami doakan. Untuk yang muslim, yang tidak ikut maksiat di situ, saya doakan diberi sabar dan semoga ikut syahid. Kalau untuk yang kafir, kurang banyak (korbannya).
(IS): Untuk korban yang muslim, kami meminta maaf karena mereka bukan target kami. Misalnya, bapak cari makan untuk istrinya, insya Allah itu syahid. Tapi, tidak untuk orang kafir. Foto yang ditunjukkan (CNN) itu tidak berbobot. (Imam tidak mau melihat foto tersebut). Seperti ada pesan tertentu dari sponsor untuk memojokkan mujahidin.
Kalau kami jawab tidak menyesal, maka akan dibilang, ’’Lihat, Imam Samudra tidak menyesal.’’ Tapi, kalau dibilang menyesal, dia akan bilang, ’’Berarti dia memang salah.’’ Jadi, ini pelintiran. Mengapa mereka tidak membawa juga foto anak-anak dan perempuan muslim tak berdosa di Iraq, Palestina, dan Afghanistan yang dibunuh oleh Amerika dan sekutunya?
Kami tidak menafikan adanya perbedaan pandang dalam pengeboman di Bali. Jangankan soal bom, dalam soal salat tarawih misalnya, ada yang beda rakaatnya. Itu biasa. Tapi, semua mazhab sudah sepakat bahwa darah dan harta orang kafir adalah halal, apalagi setelah mereka terbukti menyerang negara Islam. Kami akan berhenti jika mereka berhenti memerangi Islam.
(M): Saya tanya balik, kalau saudara berbuat kebaikan, mungkinkah saudara menyesalinya? Untuk korban yang Islam, kami juga sampai nangis. Tapi, dalam Islam, kalau tidak sengaja membunuh orang Islam itu tidak dihukum mati. Hanya membayar diyat dan kifarat yang sudah ditanggung Al Qaidah. Kami juga sudah berpuasa dua bulan berturut-turut.
Mengapa membunuh kafir kok senang?
Trio terpidana mati bom Bali I, Amrozi, Imam Samudra, dan Ali Ghufron alias Mukhlas, mengaku tak gentar pada hukuman mati. Mereka juga tak yakin
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah