Warning dari Hendropriyono untuk TNI/Polri di Tahun Politik

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (KaBIN) AM Hendropriyono mengharapkan TNI dan Polri pada tahun politik ini tetap fokus pada tugas sebagai alat negara. Mantan tentara dengan pangkat terakhir jenderal itu menegaskan, TNI dan Polri tak boleh ditarik-tarik ke kancah politik.
Menurut Hendro, saat ini sudah tidak ada celah bagi TNI dan Polri untuk melakukan dwifungsi dengan merambah politik sebagaimana doktrin kekaryaan di masa lalu. “TNI dan Polri tidak boleh lagi berpikir tentang politik praktis,” kata Hendro kepada wartawan di Jakarta, Rabu (30/5).
Pria kelahiran 7 Mei 1945 di Yogyakarta itu menambahkan, Polri harus fokus pada tugas penegakan hukum tanpa padang bulu. Menurutnya, polisi harus benar-benar menerapkan asas kesetaraan di depan hukum.
“Artinya juga semua berhak diperlakukan sama di mata hukum tanpa melihat siapa dan apa status mereka. Tidak boleh ragu terhadap risiko sosial atau politik dalam menindak para pelanggar hukum,” kata guru besar ilmu intelijen itu.
Sedangkan aspoek sosial politik, sambung menteri transmigrasi di era pemerintahan Presiden BJ Habibie itu, bukan lagi domain TNI/Polri. Sesuai asas supremasi sipil maka politik menjadi urusan politikus.
Menurut Hendro, kalau masih ada anggota TNI ataupun Polri yang masih berpikir di luar fungsi sebagai alat negara maka efeknya adalah akan menjadi tentara maupun polisi yang penakut. Akibatnya, radikalisme akan main subur karena aparat tumpul.
“Keberaniannya bertindak diambil alih oleh masyarakat radikal yang memang menyukai suasana anarkistis,” tegasnya.(jpg/jpnn)
Mantan Kepala BIN AM Hendropriyono menyatakan, saat ini sudah tidak ada celah bagi TNI dan Polri untuk melakukan dwifungsi dengan merambah politik.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Gandeng Polri, PalmCo Optimalkan Lahan Replanting Sawit untuk Tanam Jagung
- KSAD Jenderal Maruli Tegaskan Letkol Teddy tak Perlu Mundur dari TNI
- Pamen-Pati Polda Jabar Dimutasi dan Rotasi, Berikut Daftarnya
- Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Jadi Anomali, Hinca Pertanyakan Sistem Rekrutmen Polri
- Lontarkan Kritik, Ketum GPA Desak Teddy Seskab Mundur dari TNI
- Soal Penambahan Usia Pensiun Prajurit, Panglima Singgung Kesiapan Tempur dan Regenerasi