Warning Inflasi Menguat, Pemerintah Tolong Waspada!
jpnn.com, JAKARTA - Chief Economist Bank Permata Josua Pardede meminta semua pihak terutama pemangku kebijakan waspada soal tingginya angka inflasi.
Menurutnya, angka inflasi diprediksi bakal melebihi perkiraan tiga persen plus minus satu persen pada akhir tahun.
"Kami juga melihat ada beberapa risiko terkait dengan kenaikan inflasi global yang bisa berpotensi mempengaruhi inflasi domestik," kata Josua di Jakarta, Selasa (19/7).
Josua mengatakan tingginya inflasi bisa menjadi penghambat terbesar pertumbuhan ekonomi.
"Inflasi dapat mempengaruhi daya beli masyarakat dan tingkat konsumsi secara keseluruhan," kata Josua.
Saat ini, tingginya laju inflasi menjadi perhatian khusus di berbagai negara karena berpotensi memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan dan memperketat likuiditas yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.
Badan Pusat Statistik (BPS) bahkan mencatat inflasi pada Juni 2022 sebesar 0,61 persen, sehingga inflasi tahun ke tahun (yoy) mencapai 4,35 persen atau yang tertinggi sejak Juni 2017.
Bank Indonesia (BI) melalui Survei Pemantauan Harga juga mencatat inflasi untuk Juli 2022 hingga minggu kedua telah mencapai 0,59 persen karena tingginya harga cabai merah, bawang merah serta tarif angkutan udara.
Chief Economist Bank Permata Josua Pardede meminta semua pihak terutama pemangku kebijakan waspada soal tingginya angka inflasi.
- Alhamdulillah, Anggaran Kredit Investasi Padat Karya Mencapai Rp 20 Triliun
- Kabar Baik, Target KUR 2025 Naik jadi Rp 300 Triliun
- Banggar DPR RI Minta Pemerintah Menyiapkan 9 Langkah Setelah PPN 12 Persen Berlaku
- Kepala BPS Temui Mensos Saifullah Yusuf, Koordinasi soal Satu Data Tunggal
- BI Catat Uang Beredar Mencapai Rp 9.175,8 Triliun per November 2024
- Usut Kasus korupsi CSR, KPK Periksa Pejabat Bank Indonesia