Warning!! KPK Pantau Indikasi Gratifikasi Dokter dan Farmasi
jpnn.com - JAKARTA- Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi Pahala Nainggolan mengatakan, dokter dan rumah sakit pemerintah tidak diperkenankan menerima uang dari perusahaan farmasi.
Menurut dia, tidak ada satupun regulasi yang melegalkan para dokter dan rumah sakit pemerintah menerima pemberian dari pihak farmasi. Kalau ada, maka itu masuk dalam perbuatan penerimaan gratifikasi.
Pahala mengatakan, sejauh ini KPK sudah menemukan adanya oknum dokter yang menganggap lumrah pemberian itu. "Itu pengakuan para (oknum) dokter," kata Pahala dikonfirmasi wartawan, Senin (4/1).
Menurutnya pula, selama ini para oknum dokter menganggap pemberian dari pihak farmasi itu berguna. Salah satunya untuk peningkatan kapasitas para dokter. Namun, di sisi lain, penerimaan itu akan merugikan masyarakat. Sebab, dokter akan merasa punya hutang budi dan merekomendasi obat dari farmasi tertentu.
Untuk itu, KPK tengah mengkaji persoalan ini menggandeng Ikatan Dokter Indonesia, Kementerian Kesehatan, serta industri farmasi.
"Sedang kami atur pola hubungannya, supaya nanti tidak tergolong gratifikasi dan membuat dokter tidak merasa berhutang untuk bikin resep obat yang tidak rasional," katanya. Di samping itu, juga terus bisa mendorong peningkatan kompetensi dokter. (Boy/jpnn)
JAKARTA- Deputi Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi Pahala Nainggolan mengatakan, dokter dan rumah sakit pemerintah tidak diperkenankan menerima
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- 629 Karhutla Terjadi di Indonesia Sepanjang 2024
- BMKG: Seluruh Jakarta Diguyur Hujan Ringan pada Jumat Pagi
- Hakim PN Medan Tolak Eksepsi Ratu Entok Terdakwa Penista Agama
- BPBD Sumenep Dirikan Posko Siaga Untuk Tekan Risiko Bencana
- Laskar Merah Putih Minta Majelis Hakim PN Tanjung Karang Tegakkan Keadilan
- KPK Diminta Tuntaskan Perkara Korupsi yang Mandek di Periode Sebelumnya