Warning Terakhir Sebelum Reshuffle
Para Menteri Diingatkan Untuk Perbaiki Kinerja
Selasa, 26 Oktober 2010 – 05:25 WIB

Warning Terakhir Sebelum Reshuffle
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan serta-merta mengocok ulang kabinet. Ada tahap-tahap yang dilalui para menteri yang dievaluasi sebelum di-reshuffle.
Staf Khusus Presiden Bidang Informasi Heru Lelono mengatakan, sebenarnya reshuffle tidak perlu dilakukan, asal para menteri memiliki kinerja dan integritas sesuai dengan harapan presiden. Jika tidak bisa memenuhi syarat, presiden tidak langsung mengganti menteri yang dianggap berkinerja buruk. "Mungkin yang moderat adalah diberi surat, bukan peringatan, supaya ada perbaikan," kata Heru di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (25/10).
Jika upaya evaluasi sudah tidak bisa, lanjut Heru, baru dilakukan reshuffle. "Kalau semua bekerja dengan baik, tidak perlu reshuffle, itu yang terbaik. Tapi, kalaupun harus (reshuffle), kenapa tidak," jelasnya.
Heru menambahkan, SBY diberi amanah lima tahun memimpin pemerintahan. Sebagai pemegang hak prerogatif, presiden bisa mengevaluasi menteri kapan saja yang tidak dibatasi periode waktu. "Presiden bisa melakukan evaluasi kapan saja, tidak perlu satu tahun dua tahun," katanya. Evaluasi juga tidak selalu dimaknai sebagai reshuffle.
JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tidak akan serta-merta mengocok ulang kabinet. Ada tahap-tahap yang dilalui para menteri yang dievaluasi
BERITA TERKAIT
- Pengamat Bandingkan Imunitas Jaksa dengan Rakyat Biasa saat Hadapi Kasus Hukum
- Legislator PDIP Stevano Dorong MA Segera Membentuk Kamar Khusus Pajak
- RUU TNI Dibahas di Panja, Syamsu Rizal Soroti Mekanisme Penempatan hingga Anggaran
- Komisi III Dukung Sanksi PTDH untuk Oknum Polisi Terlibat Pemerasan di Kepri
- Soal Ketenagakerjaan, Bang Lukman Sampaikan Pesan untuk Pram dan Rano Karno
- Eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Jadi Anomali, Hinca Pertanyakan Sistem Rekrutmen Polri