Wartawan Al Jazeera Tuduh Media Barat Menutupi Borok Ukraina
![Wartawan Al Jazeera Tuduh Media Barat Menutupi Borok Ukraina](https://cloud.jpnn.com/photo/arsip/abc/normal/2022/08/23/dunia-hari-ini-hasil-tes-narkoba-pm-finlandia-banj-adzu.jpg)
jpnn.com, JAKARTA - Jurnalis Al Jazeera Stephanie Vaessen menyoroti kecenderungan media-media Barat yang enggan mengkritik Ukraina, terutama dalam konteks perang Rusia di Ukraina.
Vaessen, yang pernah meliput perang Rusia di Ukraina, menyebut bahwa banyak media Barat yang sejak awal meliput perang tampak kompak dan bekerja sama untuk tidak melaporkan sesuatu yang negatif tentang Ukraina.
Barat yang terdiri dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya memang merupakan pendukung Ukraina yang hingga saat ini terus memberikan bantuan militer kepada Kiev.
“Saya sebenarnya tidak terlalu senang dengan cara banyak media Barat sejak awal meliput perang ini karena mereka seperti bekerja sama … yang menurut saya tidak menguntungkan mereka,” ujar Vaessen dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan FPCI di Jakarta, Senin.
“Saya kira Ukraina bisa menerima kritik. Mereka ingin menjadi bagian dari Uni Eropa dan menjadi negara demokratis dengan kebebasan berpendapat,” sambung dia.
Tak hanya soal itu, Vaessen juga menyoroti lemahnya kebebasan pers di Rusia terutama dalam konteks perang Rusia dan Ukraina.
Dia menuturkan bahwa jurnalis yang meliput di Rusia berisiko ditahan atau diusir karena melaporkan perang secara bebas.
Kondisi itu membuat para jurnalis kesulitan untuk menyajikan laporan yang netral.
Barat yang terdiri dari Amerika Serikat (AS) dan sekutu-sekutunya memang merupakan pendukung Ukraina
- Polisi Kejar 8 Perampok WN Ukraina di Bali, Kerugian Capai Rp3,4 M
- Polda Bali Tangkap Satu Pelaku Perampokan WNA Ukraina, 8 Orang Masih Diburu
- WNA Rusia Merampok Rp 3,4 Miliar Milik Bule Ukraina di Bali
- Final Kompetisi Jurnalis Kebangsaan Mahasiswa Bersama BNPT, Berikut Nama Pemenang
- Ukraina Tunjukkan Komitmen Transparansi dan Akuntabilitas di Tengah Invasi Rusia
- Ukraina & Suriah Perkuat Hubungan Diplomasi Kemanusiaan di Tengah Invasi Rusia