Wartawan Mengalami Tindakan Represif Saat Wawancara Wali Kota Semarang

Wartawan Mengalami Tindakan Represif Saat Wawancara Wali Kota Semarang
Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. FOTO: Tim Redaksi JPNN.com.

"Saya dipepet, didorong hampir tiga orang, saya juga merasa terhimpit, sesak. Akhirnya saya meloloskan diri, padahal saya tanyanya tidak terkait KPK, saya tanya acara hari itu," ujar M.

"Responsnya Mbak Ita juga bagus, masih menjawab, tetapi oknum protokol dan Satpol PP agak represif padahal kami cuma tanya biasa," tuturnya.

Untuk diketahui, dalam kesempatan itu Mbak Ita tampak menghindari awak media dengan mengerahkan sejumlah anggota Satpol PP di lokasi kunjungannya.

Sebelum terjerat dugaan kasus korupsi, Mbak Ita setiap agenda kunjungan tidak pernah memanfaatkan pengamanan ketat seperti ini.

Mbak Ita juga bungkam terkait alasannya tidak memenuhi pemanggilan pemeriksaan dugaan tindak pidana korupsi di lingkungan Pemkot Semarang yang telah menahan dua orang pihak swasta.

Mereka adalah Ketua Gapensi Semarang Martono, dan Direktur Utama PT. Deka Sari Perkasa P. Rachmat Utama Djangkar.

"Nuwun sewu (mohon maaf, red), soalnya saya mau segera ke bandara. Sabar, sabar, sabar. Sebentar, sebentar. Saya mohon maaf ini kesusu (terburu-buru, red)," kata Mbak Ita, (Sesmen) Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Budi Setiyono.

Orang nomor satu di Kota Semarang tersebut tak menggubris, tampak bergegas menuju mobilnya sembari menyatakan ada acara berikutnya.

Seorang wartawan mendapat perlakuan represif oleh oknum anggota Satpol PP saat mewawancarai Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News