Wartawan Reuters di Myanmar Dibebaskan Setelah Ditahan 500 Hari

Karena operasi tersebut, kemudian sekitar 730 ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh.
Laporan yang dibuat kedua wartawan tersebut berisi keterangan dari pelaku, saksi dan keluarga korban, dan kemudian mendapat penghargaan bergengsi Pulitzer Prize di Amerika Serikat untuk kategori laporan internasional.
Belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Myanmar mengenai alasan pembebasan keduanya.
Presiden Myanmar Win Myint telah memberikan pengampunan untuk ribuan narapidana dalam pengampunan massal sejak bulan lalu.
Merupakan kebiasaan di Myanmar bagi pihak berwenang untuk membebaskan tahanan menjelang perayaan Tahun Baru tersebut yang dimulai tanggal 17 April.

"Dialog menghasilkan, bahkan dalam situasi yang sulit sekalipun"
Dalam pembebasannya kedua wartawan itu diserahkan kepada Lord Ara Darzi, sorang dokter asal Inggris yang menjadi anggota dewan penasehat bagi Pemerintah Myanmar dan juga perwakilan bagi Reuters.
Lord Darzi menunggu Wa Lone dan Kyaw Soe Oo di pintu gerbang Insein di sebuah jalan dimana para wartawan dan fotografer sudah menunggu.
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya