Warung Anti Lapar, Enggak Ada Kasir, Tak Membayar Tidak Apa-Apa

Selesai makan, pengunjung tak akan ditagih untuk membayar. Andai pengunjung pengin membayar, bisa. Masukkan ke kotak amal.
"Tidak bayar juga tidak apa-apa,” kata Maya.
Dia mengaku warungnya tidak pernah rugi. Ada saja jalan untuk memenuhi kembali kebutuhan lauk untuk berjualan.
"Kalau ikhlas, pasti ada jalan,” ujar perempuan 32 tahun itu.
Warung Anti Lapar dibuka Agustus tahun lalu di tengah pandemi Covid-19.
Pengunjung kebanyakan datang dari kalangan ojek online (ojol), pemulung, dan masyarakat biasa.
Bahkan banyak yang datang menggunakan mobil bersama keluarganya untuk makan di warung sederhana ini.
"Kami hanya menyiapkan makan di tempat. Tidak bawa pulang. Namun, kalau ada yang mau bawa pulang untuk anak atau istrinya, kami kasih juga,” tutur ibu empat anak itu.
Maya, pemilik Warung Anti Lapar itu mengaku menyumbangkan hasil usahanya untuk yatim dan fakir.
- Kemenag: 7 Calon Jemaah Haji Asal Kota Mataram Meninggal Dunia
- Seusai Nonton Balap Liar, Warga Dianiaya Geng Motor
- Kasus Pelecehan Seksual Sesama Jenis di Mataram, Polda NTB Minta Dukungan Puslabfor
- Hamil, Mahasiswi Kebidanan Ini Aborsi Sendiri
- Oknum Dosen Lakukan Pelecehan Sesama Jenis di Mataram, Sahroni Geram!
- Pria Disabilitas Jadi Tersangka Pemerkosaan Mahasiswi, Ini Analisis Reza Indragiri