Warung Kopi
Oleh: Dahlan Iskan
Stanley menjadi orang langka: paham hukum Indonesia dan hukum Tiongkok.
Di meja bundar itu ada juga anak Madura. Dari Kraksaan. Alumni pesatren Nurul Jadid, Probolinggo --adik kelas Novi Basuki. Saya akan tulis khusus tentang anak ini lain kali.
Ada lagi dari Medan. Awalnya dia juga hanya menemani keluarga yang ingin belajar Mandarin. Sekalian menghindar dari kerusuhan 1998.
Dia dari keluarga pemilik pabrik pancing terbesar di Indonesia. Namanya: Hugo Charly.
Kini Hugo menetap di Quanzhou. Juga mendirikan pabrik pancing di sana --bisa ekspor ke Eropa.
Untuk acara makan malam ini Hugo datang bersama istri. Juga membawa dua anak. Masih balita. Dua-duanya lahir di Quanzhou --kampung halaman leluhur pemilik kopi Kapal Api.
Keluarga muda ini datang berkendara. Lewat jalan tol. Perlu 1,5 jam. Saya minta maaf padanya: berpayah-payah ke Fuqing.
Apakah anak-anaknya nanti berhak jadi warga negara Tiongkok? Seperti setiap anak yang lahir di Amerika berhak jadi warga negara Amerika?