Warung Nasi Bu Eha dan Selera Lidah Keluarga Bung Karno

Di sudut dinding warung terdapat foto Presiden Pertama RI Soekarno. Ada pula foto Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Kliping dari koran yang memuat kisah warung tersebut juga tampak dipigura dan dipajang di salah satu dinding warung.
Selain itu, ada pula potret salah satu istri Bung Karno, Hartini. Foto Guruh Soekarnoputra juga terlihat dipajang di dinding warung.
Eha menuturkan ibunya, Bu Enok, membuka warung itu pada 1946. Saat itu, lokasi warungnya masih berada di lapangan di belakang Pasar Cihapit.
"Waktu itu belum di pasar seperti sekarang, hanya di lapangan saja," tutur Eha di kepada JPNN.com di warungnya, belum lama ini.
Pada pertengahan 1947, Belanda melakukan Agresi Militer I. Banyak tentara Belanda yang tinggal di Bandung.
Oleh karena itu, Bu Enok menyediakan makanan ala Barat. "Dahulu hanya ada bistik, setup dan sup-sup, karena kebanyakan yang beli masih orang Belanda," ujar Eha.
Seiring waktu berjalan, masakan tradisional Sunda yang lebih familier menggantikan menu bistik dan setup di Warung Nasi Bu Eha. Kini, masakan andalan warung makan itu ialah daging gepuknya.
Warung Nasi Bu Eha, bukan sembarang warung. Masakannya memikat lidah keluarga Proklamator RI Bung Karno.
- Gelar Program Mudik Gratis 2025, Bank Mandiri Lepas 8.500 Pemudik dengan 170 Bus
- Brand Kuliner Ini Berbagi Berkah Ramadan ke Panti Jompo
- Kasus KDRT Viral di Bandung Naik ke Penyidikan
- Ralali Siap Dukung Perjalanan Mudik Lebih Nyaman
- 6 Makanan yang Aman Anda Konsumsi Tanpa Takut Berat Badan Bakalan Naik
- H-4 Lebaran, Arus Mudik Jalur Selatan Nagreg Mulai Ramai