Waspada! 3.000 Pasien HIV/AIDS Tersebar di Surabaya
Para pasien tersebut berasal dari semua kalangan, bahkan semua profesi ada.
Dugaan Erwin, dengan jumlah pasien HIV/AIDS meningkat tahun ini karena kurangnya kontrol dari tenaga medis kepada pejaja seks komersil dan pelanggannya.
“Kami jadi susah memantau mereka. Kalau dulu kan terkumpul dalam satu lokalisasi,” ujarnya.
Erwin mengungkapkan, memang lokalisasi sudah ditutup, tapi prostitusi masih tetap ada.
Kini, para PSK banyak yang bersembunyi diberbagai tempat, salah satunya apartemen.
Beberapa dari mereka menyewa apartemen sebagai tempat, dan menggunakan media sosial untuk memasarkan jasa mereka.
Biasanya mereka berpindah pindah, sebagian lagi pindah ke luar kota.
“Sekarang kami jadi susah melacak. Saya takut semua ini jadi bom waktu sekitar lima tahun lagi. Di Surabaya atau pun luar Surabaya,” kata Erwin. (Fajar/jpg/jpnn)
Kebanyakan pasien usia produktif dari 25 dan 30 tahun
Redaktur & Reporter : Natalia
- IDI Jawa Tengah Bagikan Info Jenis Obat Pengidap HIV/AIDS
- Hasil Survei, Pria Lebih Tertarik Pakai Kondom Tipis Tanpa Tip, Okamoto Solusinya
- Hadir dengan Wajah Baru, Layanan Jak-Anter Beri Kemudahan Bagi Klien ODHIV
- Satgas MTF TNI Konga XVIII-O UNIFIL Terima Pembekalan dari UN Counselor
- Saga Ajak Ratusan Nelayan Makin Peduli pada Kesehatan lewat Penyuluhan
- Lestari Moerdijat Ajak Semua Pihak Dorong Pemenuhan Hak Perempuan di Lingkar HIV