Waspada, Ada 66 Persen Siswa Alami Emosi Negatif Selama PJJ
"Itu hasil survei GSM bulan lalu. Sulit bagi guru-guru untuk mendapatkan keterampilan mengajar yang bisa menyelesaikan permasalahan tersebut," ucapnya.
Guru-guru pun mengalami perasaan yang sama karena ketidaktahuan strategi belajar yang baru dan tidak adanya perubahan kurikulum mendasar dari pemerintah untuk mengatasi permasalahan emosi ini.
Oleh karena itu, GSM mencoba hadir untuk menyampaikan materi tentang praktik sederhana tetapi fundamental yaitu pentingnya penalaran dan kesadaran diri.
“GSM ingin mengkritisi narasi pendidikan Indonesia dari hanya sebatas pencapaian PISA bergeser pada pencapaian kepentingan anak muda di masa depan, yaitu kompetensi penalaran dan kesadaran diri. Materi-materi yang disampaikan di Kelas Sekolah Menyenangkan akan terkait dengan hal itu," jelas Novi.
Rizal melanjutkan pendidikan tidak boleh hanya menjejalkan konten pengetahuan dengan kurikulum yang padat kepada siswa.
Pendidikan harus diarahkan untuk membangun daya kritis agar siswa mampu membedakan mana informasi bermutu, berguna, dan benar.
Apalagi generasi milenial dan generasi Z dianggap sebagai generasi cerdas karena mudah mendapatkan akses informasi yang berlimpah dari internet.
Hanya, mereka dikhawatirkan memiliki pandangan yang makin sempit akibar algoritma eco chamber yang dimiliki sosial media.
Survei GSM menyebutkan kondisi emosi negatif yang lebih besar yakni 66 persen dirasakan siswa selama PJJ.
- Dr. Cashtry Sebut Beberapa Langkah Penting Untuk Kurangi PTM di Kota Medan
- Awas, Konsumsi Jajanan Berlebihan Menyebabkan PTM pada Anak
- PTM Meningkat, Pemerintah Harus Buat Aturan soal Jajanan Anak
- PTM Makin Marak Terjadi pada Anak, Pemerintah Diminta Lebih Perhatian
- Ada Misa Agung, 208 Sekolah di Jakarta Belajar Jarak Jauh pada 5 September
- Rizal GSM: Guru di Australia Cara Mengajarnya seperti Film Laskar Pelangi, Indonesia Bagaimana?