Waspada Munculnya Fenomena Namamology
jpnn.com, JAKARTA - Jumlah investor yang terefleksi dari single investor identification (SID) hingga 29 Desember 2020, tercatat sebanyak 3,87 juta. Jumlah itu naik 56 persen dari posisi akhir 2019 lalu.
Dari jumlah tersebut, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID.
Saat ini, banyak investor maupun trader pemula yang tertarik masuk ke pasar saham dengan alasan ingin menikmati keuntungan besar dan cepat. Mereka menganggapnya sebagai main saham, bukan bisnis saham.
Perspektif main saham dan pertumbuhan jumlah investor yang besar ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu.
Kemudian terbentuk opini bahwa aliran namamology tersebut wajib diikuti, karena terbukti sukses mendatangkan keuntungan besar.
Setidaknya ada lima tanda dari fenomena Namamology yang perlu diwaspadai para investor maupun trader pemula.
Pertama, influencer berulang kali memamerkan keuntungan besar dalam bentuk rupiah dalam waktu singkat. Namun perlu diketahui bahwa saham adalah instrumen berisiko tinggi dan pergerakan naik turunnya cepat.
Kedua, tidak dijelaskannya Margin Of Safety, selisih antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga jual saat ini. Seringkali informasi hanya berupa potensi profit besar namun tidak masuk akal dicapai dalam waktu singkat oleh pemula, karena pasti ada suspensi maupun UMA (Unusual Market Activity).
Setidaknya ada lima tanda dari fenomena Namamology yang perlu diwaspadai para investor maupun trader pemula.
- Resmi Melantai di Bursa, MR. D.I.Y. Raih Dana Segar Rp 4,15 Triliun
- Ini Peran Broker Global dalam Pertumbuhan Pasar Forex yang Pesat
- Copy Trading NEEXBIT Permudah Investor Pemula Meniru Strategi Profesional
- Psikiater Mintarsih Perjuangkan Haknya Terkait Saham di Blue Bird
- Prabowo Ingatkan Masyarakat Kelas Bawah: Main Saham Seperti Judi Pasti Kalah
- PP Infrastruktur Jual Saham PT UMT kepada Mitratel