Waspada Penipuan Catut Nama Bea Cukai, Ini Modusnya
jpnn.com, JAKARTA - Upaya penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai kembali marak terjadi menjelang akhir tahun.
Mulai dari modus lama seperti barang kiriman dan penjualan online hingga modus yang terbilang baru.
Seperti panggilan telepon melalui nomor yang menyerupai call center hingga panggilan notifikasi bea masuk dan pajak yang terutang.
Dilihat dari korbannya pun sangat beragam mulai dari pelajar dan mahasiswa, masyarakat awam, pejabat hingga public figur seperti atlet ASIAN Games.
Lalu bagaimana cara mengenali modus penipuan ini sehingga masyarakat tidak menjadi korban?
Kepala Sub Direktorat Komunikasi dan Publikasi, Deni Surjantoro, menyatakan setidaknya ada tiga modus utama penipuan yang mengatasnamakan Bea Cukai seperti yang telah disebutkan di atas.
“Sebenarnya modusnya itu-itu saja, tetapi karena mungkin masyarakat masih belum terlalu paham atau ada hal lain, misalnya kondisi psikologis orang itu kalau menerima barang pasti senang, tidak berpikir jernih dan curiga kalau ini penipuan, sehingga masih ada yang menjadi korban. Khusus modus baru yaitu panggilan notifikasi bea masuk atau pajak saat ini masih kita dalami” ujar Deni saat ditemui di sela kesibukannya.
Deni memaparkan secara gamblang bagaimana modus ini dijalankan. Modus pertama yakni barang kiriman adalah modus yang paling sering ditemukan.
Penipuan biasanya bermula ketika korban berkenalan dengan pelaku melalui apikasi sosial media.
- Bea Cukai Jember Musnahkan Rokok, Tembakau Iris hingga Miras Ilegal Senilai Miliaran
- Mantap! Produk Perikanan dari Ambon Makin jadi Primadona di Pasar Internasional
- Bea Cukai Tingkatkan Asistensi Fasilitas Kawasan Berikat ke Perusahaan di Daerah Ini
- Bea Cukai Tanjung Perak Perkuat Kolaborasi untuk Optimalkan Pengawasan dan Penegakan Hukum
- Kanwil Bea Cukai Jakarta Beri Fasilitas PLB ke Produsen Ban, Ini Harapannya
- Selamat, Kanwil Bea Cukai Jateng DIY Terima Penghargaan Insan P4GN dari BNNP Jawa Tengah