Waspada Penyakit Pernapasan Akibat Erupsi Gunung Agung
jpnn.com - Gunung Agung di Bali kembali meletus pada Senin (2/7) malam dan Selasa (3/7) pagi.
Dengan besarnya risiko letusan gunung api, masyarakat juga harus waspada terhadap dampak kesehatan akibat letusan tersebut, khususnya penyakit pernapasan.
Masalah pernapasan akibat abu vulkanik
Salah satu dampak kesehatan yang sering kali dikeluhkan pascaerupsi gunung api adalah masalah pernapasan. Ada beberapa faktor yang bisa berdampak terhadap organ pernapasan, antara lain ukuran partikel abu vulkanik yang dikeluarkan gunung api dan kandungan mineralnya.
Ukuran abu vulkanik memengaruhi efeknya terhadap sistem pernapasan. Partikel berukuran besar (10-100 μm) dikenal dengan partikel inhalable dan bisa terhirup pada saluran pernapasan atas sehingga menimbulkan iritasi.
Keluhan yang dapat muncul berkaitan dengan iritasi saluran pernapasan atas, antara lain iritasi hidung dan produksi ingus terus-menerus, iritasi tenggorokan dan nyeri tenggorokan yang bisa disertai batuk kering, juga rasa tidak nyaman saat bernapas.
Sementara partikel berukuran sedang (4-10 μm) dikenal dengan partikel thoracic. Partikel ini dapat menumpuk pada area trakea dan bronkus serta berpotensi menimbulkan penyakit akut. Misalnya saja gejala bronkitis seperti batuk, produksi dahak, mengi, dan sesak napas.
Selain itu, iritasi saluran pernapasan bisa menimbulkan kambuhnya gejala asma, seperti sesak napas, mengi, dan batuk.
Salah satu dampak kesehatan yang sering kali dikeluhkan pascaerupsi gunung api adalah masalah pernapasan.
- Benarkah Teknik Pernapasan Tertentu Bisa Meredakan Gejala Virus Corona?
- Waspada, 4 Penyakit ini Sering Mengintai PascaTahun Baru
- Waspada, 4 Gangguan Kesehatan Akibat Kabut Asap
- Waspada! Musim Kemarau, Penyakit ISPA Meningkat
- Waspada, 8 Penyakit ini Rentan Menyerang di Musim Kemarau
- Tanpa Gemuruh dan Ledakan, Gunung Agung Muntahkan Lava Pijar 700 Meter