Waspada Pom-pom Koin dalam Pasar Kripto
jpnn.com, JAKARTA - Bitcoin telah menunjukkan performa luar biasa dalam setahun terakhir. Harga satu Bitcoin meroket dari USD8.000 di Februari 2020, menjadi lebih dari USD49.000 di 15 Februari 2021.
Ledakan tersebut menimbulkan demam Bitcoin dengan banyaknya investor institusional hingga retail yang terjun mengoleksi.
Antusiasme itu pun menular ke asset atau koin-koin kripto lainnya. Investor atau pembeli ritel pun kemudian mencoba mengoleksi koin-koin kripto lain di luar Bitcoin.
Namun ternyata tidak semua koin kripto cukup potensial untuk dikoreksi. Hal itu karena koin-koin kripto tersebut tidak memiliki market capitalization yang cukup memadai untuk meningkatkan harganya.
Tentu saja seorang investor retail yang masih awam sangat sulit untuk membedakan mana saja koin-koin kripto yang potensial.
Gabriel Rey, CEO Triv.co mengatakan bahwa sebaiknya para investor melakukan riset yang cukup terhadap aset kripto yang diminati agar dapat menghindari kerugian.
Sebabnya, ia menyinyalir mulai terdapat sejumlah kelompok yang mendorong untuk membeli koin kripto tertentu, atau yang biasanya disebut group signal pom-pom.
“Istilah pom-pom itu berasal dari kesamaan bunyi istilah pump-pump, yang tujuannya memompa animo terhadap satu produk. Sayangnya, koin kripto yang direkomendasikan tersebut yang umumnya memiliki market capitalization kurang memadai atau kecil,” kata Rey, dalam keterangan tertulis, Selasa (16/2).
Waspadai sejumlah kelompok yang mendorong untuk membeli koin kripto tertentu atau biasa disebut grup signal pom-pom.
- Flipster Hadirkan Penarikan Kripto Bebas Biaya Melalui Kolaborasi BNB Chain
- Harga Bitcoin Terus Melambung Kalahkan Perak
- Platform Tara Cash Permudah Pelanggan Konversi Mata Uang Kripto
- Harga Bitcoin & Aset Kripto Lain Naik Signifikan
- Dampak Pemilu AS, Harga Bitcoin Tembus Rp1,2 Miliar
- Bitcoin Tembus Rp1,117 Miliar, Pertanda Kepercayaan Investor kepada Aset Digital Meningkat