Waspada Tanjakan Bohong
Tikungan di Jalur Salawu-Singaparna

jpnn.com - TASIK - Tanjakan bohong merupakan salah satu jalur paling rawan. Terletak di daerah Tenjowaringin wilayah perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Garut.
Dari arah Tasikmalaya tanjakan ini tidak terlihat karena terhalang oleh bukit. Jalurnya menikung tajam 170 derajat dan menanjak dengan kemiringan sekitar 45 derajat hampir membentuk huruf U.
Jaraknya hanya sekitar 30 meter tetapi cukup membuat sejumlah kendaraan bisa mogok mendadak lantaran kaget dan tidak kuat menanjak.
Petugas kepolisian dari Satlantas Polres Tasikmalaya harus bekerja ekstra dengan membawa kayu pengganjal, termasuk Kasatlantas AKP Bonifacius S SH MSi untuk antisipasi kendaraan yang tidak kuat menanjak dan mundur kembali. Selama arus balik kemarin, terhitung ada sekitar 10 kendaraan roda empat dan roda dua yang mogok di tanjakan “bohong” ini.
Di malam hari tanjakan ini menjadi semakin rawan, lantaran tidak ada penerangan. Selain itu jauh dari pemukiman warga. Yang ada hanya warung-warung kecil saja.
"Jadi di sini, anggota harus siaga kayu pengganjal. Kalau ada kendaraan yang tekor dan tiba-tiba mogok," tuturnya.
Dia menghimbau para pengendara agar menambah kecepatan dan menaikan transmisi percepatan saat melintasi jalur ini. Karena rata-rata kendaraan banyak yang tidak kuat menanjak saat menggunakan transmisi percepatan rendah.
"Mendekati tanjakan bohong yang ada di Salawu ini, harap waspada. Ada petugas yang memberi aba-aba agar pengendara menambah kecepatan, karena disana banyak masyarakat yang tertipu kalau tanjakan itu tajam," jelas Bonifacius.
TASIK - Tanjakan bohong merupakan salah satu jalur paling rawan. Terletak di daerah Tenjowaringin wilayah perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten
- Rano Karno Ajak Warga yang Kebanjiran untuk Tinggal di Rusun
- Aktivitas Publik di Bekasi Lumpuh Total Hari Ini
- Masih Kebanjiran, Warga Jaktim Pertanyakan Fungsi Sodetan Ciliwung
- Getek Terbalik, 3 Orang Tenggelam di Sungai Rawas
- Mentan Amran Bakal Tindak Pedagang Jual Beras di Atas HET
- Puncak Bogor Kebanjiran, Dedi Mulyadi Sentil Jaswita & PTPN