Waspada! Ternyata Skincare Ini Mengandung Merkuri Penyebab Kanker Kulit

jpnn.com, SURABAYA - Ditreskrimsus Polda Jawa Timur berhasil menyita ribuan kosmetik ilegal tanpa izin edar dan mengandung bahan kimia berbahaya.
Dari penjualan kosmetik yang diedarkan di seluruh wilayah Jawa Timur ini, pemilik berhasil meraup omset senilai Rp 1,6 miliar per bulan.
Ribuan kosmetik ilegal bermerk KLT ini berhasil disita polisi dari PT. Glad Skincare yang berlokasi di Babatan, Menganti, Surabaya.
Dari hasil penjualan krim ilegal tersebut pemilik yang berinisial MM yang sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Ribuan kosmetik ini terdiri dari berbagai jenis. beberapa di antaranya krim pagi dan malam, toner, handbody, dan sabun.
"Tersangka memperjualbelikan kosmetik tersebut sejak 2017 di seluruh wilayah di Jawa Timur tanpa dilengkapi izin edar baik secara langsung maupun melalui online," tutur Kompol Suryono - Kasubdit Indagsi Ditreskrimsus Polda Jawa Timur.
"Perusahaannya pun diketahui tidak terdaftar secara resmi. Setelah diperiksa melalui tes laboratorium, petugas juga menemukan kandungan bahan kimia berbahaya dalam kosmetik yang dijualnya, yakni merkuri dan hidroquinone," tambah Kompol Suryono.
Sementara itu, Siti Amanah, Kabid Penindakan BPOM Surabaya mengatakan dalam dunia kesehatan, merkuri dan hidroquinone termasuk dalam bahan kimia berbahaya yang bersifat karsinogenik.
Penjualan kosmetik ilegal dengan bahan kimia berbahaya ini dilakukan di seluruh wilayah Jawa Timur.
- KKI Temukan 40% Galon Guna Ulang Sudah Berusia di Atas 2 Tahun, Ini Bahayanya
- KKI: 75% Distribusi Galon Guna Ulang Tidak Penuhi Standar Keamanan
- Perlunya Kewaspadaan Soal Kosmetik yang Banyak Dipromosikan di Medsos
- Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen, Menekraf Dorong BPOM Bantu UMKM Tumbuh
- Cuma Indonesia yang Ribut soal Galon Polikarbonat, Eropa & Amerika Santai Saja
- Survei KKI: Konsumen Desak Pelabelan BPA pada Galon Guna Ulang Dipercepat