Waspada Virus Flu Burung Baru H7N9
Senin, 24 Juni 2013 – 14:16 WIB
Para ahli dari PBB mengatakan wabah flu burung di China telah memberikan beban biaya ekonomi sekitar USD 6,5 miliar atau sekira Rp 65 triliun.
Dalam studi kedua terbitan jurnal yang sama, para peneliti juga menemukan strain flu H7N9 memiliki risiko mematikan lebih rendah dibanding H5N1 yang menggemparkan dunia beberapa waktu lalu.
Flu burung H5N1 memiliki risiko kematian sekitar 60 persen untuk pasien dengan perawatan di rumah sakit. Hampir dua kali lipat dari strain baru H7N9 yang memiliki tingkat kematian sekitar sepertiga dari mereka yang mendapatkan perawatan sama.
WHO semula menyebut H7N9 sebagai salah satu virus influenza yang paling berbahaya, dan menyebar lebih cepat dari virus flu unggas terdahulu H5N1. Namun, setelah mengadakan penyelidikan lebih lanjut, pakar-pakar China memperkirakan tingkat kematian penderita virus flu unggas paling baru itu mencapai 36 persen.
LONDON -- Para ilmuwan kesehatan memperingatkan strain baru dan mematikan flu burung yang muncul di China pada Februari silam (H7N9) dan tampaknya
BERITA TERKAIT
- Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta Ikut Nobar Laga Indonesia vs Jepang
- KBRI Dili Gelar Nobar Laga Timnas Indonesia vs Jepang
- Amerika Parkir Rudal Typhon di Filipina, Bikin China Ketar-ketir
- Kang TB Sodorkan 4 Catatan Kritis soal Joint Statement Maritime RI-Tiongkok
- Temui Para Taipan Tiongkok, Prabowo Amankan Investasi Rp 156 Triliun
- Ditunjuk Jadi Wakil Ketua Delegasi, Raja Juli Mendampingi Hashim ke Forum COP29