Waspadai 3 Fase Demam Berdarah Ini
Perubahan drastis dari demam tinggi (>38.0°C) ke suhu normal, bahkan di bawah normal.
Trombositopenia, atau terjadi penurunan trombosit hingga ≤100,000 sel/mm3.
Penurunan kadar albumin atau kolesterol dalam darah.
Efusi pleura atau asites.
Meski fase kritis ini hanya memiliki durasi 24-48 jam, penderita demam berdarah harus sering dipantau agar tidak masuk ke dalam fase syok. Penanganan yang tidak tepat juga rentan meningkatkan risiko penderita mengalami kondisi yang lebih parah. Oleh sebab itulah di fase ini sangat disarankan penderita mendapatkan penanganan medis.
3. Fase pemulihan
Pada fase terakhir ini, cairan yang mengalami kebocoran saat fase kritis diabsorpsi kembali oleh tubuh. Hal inilah yang membuat pasien merasa kondisi tubuhnya menjadi lebih segar, nafsu makan mulai kembali, tekanan darah dan nadi stabil, kadar hematokrit dan trombosit mulai mendekati nilai normal.
Tak hanya itu, ketika memasuki fase pemulihan, frekuensi dan volume berkemih penderita akan kembali normal, dan terlihat ruam pada kulit yang memang normal muncul di fase pemulihan. Ruam ini merupakan bintik-bintik merah yang berkelompok dan terkadang terasa gatal.
Pada penyakit demam berdarah terdapat fase yang menyerupai pelana kuda. Karena terkadang bisa menipu, oleh sebab itu Anda perlu memahami fase demam berdarah dengan lebih jelas. Sehingga, apabila muncul tanda dan gejala DBD, Anda dapat lebih waspada untuk melakukan penanganan dini dengan memeriksakan diri ke dokter.(NP/ RVS/klikdokter)
Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Oleh sebab itu, bebaskan lingkungan Anda dari genangan air yang rentan menjadi tempat nyamuk berkembang biak.
Redaktur & Reporter : Yessy
- 36 Orang di Sumsel Meninggal Akibat DBD, Waspada!
- Takeda Global Apresiasi Kepemimpinan Indonesia dalam Pencegahan-Penanggulangan DBD
- Cegah DBD Berulang Melalui Gerakan 3M Plus dan Vaksinasi
- Cegah DBD, Ribuan Keluarga Ikut Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk
- Setelah Kena DBD Orang jadi Kebal? Cermati Penjelasan Dokter Spesialis
- Kasus DBD Meningkat, Upaya Preventif Jadi Alternatif