Waspadai Emiten Baik Sekadar Kosmetik
Rabu, 20 April 2011 – 09:19 WIB
Deddy mengatakan, perusahaan di Indonesia juga masih banyak yang mengedepankan market perception dengan "menjual" market value perusahaan, tetapi menyembunyikan intrisik (real) value. "Padahal seharusnya keduanya diperlihatkan dan harus terbukti sesuai bahwa intrisik value dan market valuenya memang sangat baik," ungkapnya.
Baca Juga:
Yang terjadi, lanjut Deddy, banyak perusahaan yang mengacuhkan intrisik value dan mengejar market value demi dan atas tuntutan investor. "Banyak logika perusahaan yang akhirnya terbalik. Seperti perusahaan penerbangan, misalnya, seharusnya kan dia mengedepankan safety dan layanan dulu maka revenue akan ikut tumbuh. Tetapi yang terjadi, demi meyakinkan investor, revenue dikejar dengan membabibuta dan gelap mata, menghalalkan berbagai cara," paparnya.
Dalam kondisi seperti itu, Deddy menilai bahwa hanya tinggal menunggu waktu saja maka perusahaan tersebut akan mengalami penurunan. "Lehman and Brothers itu kan sudah menjadi contoh kuat," imbuhnya.
Ketua Umum APMR, Ridwan Zachrie, mengatakan pihaknya akan terus berupaya sosialisasi pentingnya risk management bagi setiap perusahaan, terutama perusahaan terbuka karena menyangkut kepentingan investor. "Sejauh ini, manajemen resiko di listed company memang sudah ada, tetapi belum bersifat?enterprise risk management," ulasnya.