Waspadai Jika Bayi Menguning Lebih dari Dua Minggu
Minggu, 07 Februari 2010 – 06:17 WIB

Dr Jeyaraj Prema Raj, direktur pusat transplantasi liver RS Mount Elizabeth, Singapura, bersama tim transplan hati "Soetomo". Dan Ramdan - (foto anggun/Nyata)
Selain itu, tubuh kekurangan darah dan kekurangan oksigen (hipoksia). Hipoksia yang terlalu lama akan merusak saraf-saraf tepi, kulit, usus, dan akhirnya otak. Salah satu bukti adanya hipoksia yang menahun pada Ramdan adalah ujung-ujung jarinya yang membesar hingga menyerupai pentungan. Pada anak atresia bilieri, kerusakan sistemik seperti itu sangat sulit dihindari. Kecuali penanganannya sangat dini, yakni sebelum bayi berumur dua bulan. Ini bukan syarat yang mudah untuk dipenuhi.
Banyak faktor yang menyebabkan mayoritas bayi dengan kelainan ini terlambat penanganannya. Karena itu, seperti pada Ramdan, ketika ketahuan penyakitnya, liver dan limpa bayi sudah keburu rusak. Namun, yang ditangani sebelum dua bulan pun, contohnya Bilqis, tidak menjamin kerusakan liver bisa ditunda.
Karena itu, ada baiknya para orang tua mengetahui perbedaan bayi kuning karena fungsi saluran empedu belum sempurna, dengan yang memang karena tidak ada saluran empedu.
Jika kuningnya bayi yang baru lahir itu berkurang setelah seminggu dan menghilang sama sekali dalam dua atau tiga minggu, orang tua tak perlu khawatir. Tetapi, kalau pada minggu kedua kuningnya semakin parah, bayi perlu segera dibawa ke rumah sakit yang peralatan diagnosisnya lebih lengkap, atau ke dokter spesialis liver anak. Sebab, bayi itu sudah memerlukan pemeriksaan kadar bilirubin di darah, urine (kencing), dan kotorannya. Tahap berikutnya adalah pemeriksaan liver dengan ultrasonografi (USG).
Billirubin adalah pigmen (zat warna) cairan empedu. Jangan ragu meminta dokter melakukan pemeriksaan itu bila warna kencing bayi makin hari makin mendekati warna teh (kecokelatan), sementara warna kotoran (BAB atau air besar)-nya semakin pucat atau abu-abu. Semakin cokelatnya warna kencing bayi menunjukkan semakin banyaknya bilirubin yang tumpah ke urine. Sedangkan kotoran (BAB) yang makin pucat, membuktikan makin sedikitnya cairan empedu yang ke usus. Padahal, cairan empedu larinya harus ke usus, bukan ke kencing.
Jangan sepelekan bayi yang menguning sesaat setelah lahir. Bisa jadi, itu pertanda kelainan atresia bilieri. Sebab, jika itu benar, orang tua hanya
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu